REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Mochammad Irfan Yusuf atau Gus Irfan mengatakan, kesehatan haji akan menjadi salah satu fokus utama pemerintah pada penyelenggaraan haji 2026.
Hal ini Karena, angka kematian jamaah Indonesia masih tinggi, tahun ini tercatat 447 jamaah haji yang wafat di Tanah Suci.
BP Haji pun sedang mematangkan skema Manasik Kesehatan bagi calon jamaah yang akan berangkat haji tahun mendatang.
Melalui skema ini, diharapkan jamaah bisa memenuhi Istithaah kesehatan dan angka jamaah haji yang wafat menurun.
"Kita berharap tahun ini kita benar-benar memaksimalkan SOP kesehatan kita. Bukan berarti kita tidak punya standar, tapi standar kita yang selama ini mungkin belum kita terapkan secara maksimal," ujar Gus Irfan dalam acara Evaluasi Nasional Kesehatan Haji Bersama Perdokhi dan BPH-2025 di Gedung Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Penerapan standar kesehatan haji, menurut Gus Irfan, sangat penting untuk mencegah angka kematian jamaah haji Indonesia. Apalagi, standar kesehatan mendapatkan sorotan luas di tingkat internasional.
"Kesehatan yang jamaah haji ini adalah proses yang dilihat seluruh dunia. Kami tidak ingin haji ini dilihat sebagai ladang kematian oleh dunia," ucap Gus Irfan.
Sementara itu, Wakil Kepala BPH Dahnil Anzar Simajuntak menjelaskan, manasik kesehatan akan memberikan pemeriksaan kesehatan secara holistik kepada jemaah haji.
Dalam melaksanakan manasik kesehatan ini, pihaknya akan melibatkan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi).
"Manasik kesehatan nanti mulai cek kesehatan di awal ketika dia mau berangkat, sebelum mau berangkat. Sudah diumumkan dia akan berangkat, dan sebelum nanti keberangkatan," kata Dahnil.
Di acara yang sama, Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat (PP) Perdokhi, Prof Muchtaruddin Mansyur mengatakan, Perdokhi memberikan 16 poin rekomendasi untuk transformasi kebijakan istithaah kesehatan haji bersama BPH.
Rekomendasi tersebut di antaranya penambahan vaksin influenza berbasis sel dan vaksin pneumonia.
"Rekomendasi lainnya adalah pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantus niruri yang dikombinasi dengan multivitamin dianjurkan setiap hari sejak dari Tanah Air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan," kata Prof Muchtaruddin.
Ketua Umum PP Perdokhi, dr Syarief Hasan Lutfie menambahkan, vaksin influenza efektif digunakan sekitar satu bulan sebelum keberangkatan jamaah haji.
Sementara, penggunaan imunomodulator sebaiknya sudah secara rutin digunakan tiga bulan sebelum keberangkatan untuk memperkuat daya tahan tubuh.
"Kalau yang berkaitan dengan di lapangan kan pasti viral infectious itu selalu ada. Sehingga kasus-kasus modifikasi daripada virus-virus yang baru itu pasti muncul. Entah itu covid, entah itu yang pneumonia itu akan menjadi isu-isu yang selalu ada setiap tahun. Karena mass gathering itu infectious," kata dr Syarief.
Selain itu, terdapat pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantusniruri yang dikombinasi dengan multivitamin yang dianjurkan setiap hari sejak dari tanah air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan.
"Perlu ada stimulasi, perlu ada doping untuk meningkatkan imunomodulator supaya nantinya bisa daya tahan kardiovaskuler lebih bagus," katanya.
Acara ini membahas beberapa topik utama, diantaranya Kebijakan Kesehatan Haji 2026, Evaluasi Pembinaan Manasik Haji di Tanah Air, Evaluasi Kesehatan Haji 2025, Pentingnya Diagnosa Fungsional untuk Penentuan Istithaah Kesehatan Haji, dan Rekomendasi Kesehatan Haji Tahun 2026.
Paparan materi disampaikan oleh beberapa pakar kesehatan haji. Forum ini merumuskan strategi baru kesehatan haji 2026, mulai dari skrining kesehatan lebih ketat, penguatan pembinaan manasik kesehatan, hingga penyiapan layanan medis terpadu di Arab Saudi.
Evaluasi ini diharapkan menjadi pijakan kuat untuk menekan angka kematian jamaah pada musim haji mendatang.