INFO NASIONAL – Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Rusli Effendi menegaskan bahwa partai berlambang Ka’bah ini tak kekurangan kader potensial untuk memimpin partai di masa mendatang.
“PPP tidak kekurangan kader. Banyak yang memenuhi syarat untuk memimpin partai ini. Mereka-mereka itu tokoh yang memang tidak kalah dengan pemimpin-mimpin partai yang lain,” kata Rusli saat dihubungi Tempo, 9 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, lanjutnya, kader-kader tersebut layak dan mumpuni dalam memimpin partai ke depan. “Kita punya kader yang layak kan. Kita kan punya Pak Mardiono, Kita punya Pak Arwani Thomafi, Kita justru punya Rommy. Kita punya kader, seperti Pak Amir Uskara, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Para kader inilah yang dinilai Rusli memiliki pengetahuan, kecakapan, dan mengikuti proses dan denyut janjtung perjuangan PPP selama ini. “Kitalah yang lebih tahu proses dan denyut jantung perjuangan partai ini. Kita ini memang partai kader. Jadi sudah seharusnya PPP dipimpin kader internal,” lanjutnya.
Ketua DPW PPP DKI Jakarta, Saiful Rahmat Dasuki alias Gus Saiful mengatakan, Ketua Umum atau Ketum PPP sebaiknya berasal dari kader internal yang sudah memahami betul sejarah, perjuangan, dah khidmat perjuangan PPP. Dengan begitu, lanjutnya, ia bisa langsung bekerja untuk pemilu 2029 tanpa perlu belajar lagi atau menyesuaikan diri dengan kultur PPP.
"Sebaiknya kader internal yang sudah memahami betul sejarah, perjuangan, dan khidmat perjuangan PPP. Jadi bisa langsung bekerja untuk pemilu 2029, tidak perlu belajar lagi atau menyesuaikan diri dengan kultur PPP. Apalagi kader internalnya punya uang untuk membiayai ongkos politik PPP selama lima tahun ke depan,” katanya.
Saiful juga memiliki harapan dan aspirasi mengenai kandidat Ketua Umum PPP. Selain memiliki visi dan program, Ketum harus akomodatif terhadap aspirasi kader, serta mampu merangkul semua pihak.
"Pertama, memiliki visi dan program perjuangan yang jelas dan konkret untuk mengembalikan kejayaan PPP. Kedua, lebih akomodatif terhadap aspirasi kader khususnya di daerah-daerah sebagai ujung tombak perjuangan PPP,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Saiful, Ketum harus mampu merangkul semua pihak dan potensi yang dimiliki partai dalam sebuah kolaborasi dan sinergi kekuatan partai. “Soliditas dan kerja keras adalah kata kunci kalau PPP mau kembali besar.," katanya.
Kendati demikian, Rusli menambahkan, PPP tetap membuka diri dan menerima siapa pun yang ingin bergabung dan berkontribusi dalam membesarkan partai. “Kalau ada misalnya di sana-sini mau bergabung, saya menyambut baik, saya bahagia. Tapi kan namanya masuk ke rumah orang kan harus tahu diri juga,” tegasnya.
Sebelumnya, ujar Rusli, PPP menerima Sandiaga Uno dan didaulat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu. Selain itu, PPP juga terbuka dan mengundang tokoh lainnya untuk bergabung.
“Kita juga mengundang pakar-pakar, tokoh milenial. Jadi partai ini kita buka benar. Kita boleh partai ulama, tapi kan PPP harus kita kelola secara modern,” katanya.
Dalam muktamar nanti, lanjutnya, PPP tak hanya berfokus pada pemilihan ketua umum, tapi juga merumuskan visi dan kebijakan dalam pengelolaan partai yang modern.
“Jadi kita juga bukan hanya fokus memilih ketua umum, tapi juga bagaimana pengelolaan partai yang modern. Pengelolaan partai yang memang harus merangkul semua. Muktamar ini harus kita siapkan lebih berkualitas,” kata dia. (*)