
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berencana mengundurkan diri pada akhir bulan depan, Rabu (23/7). Laporan itu disampaikan koran Mainichi.
Ishiba saat ini menghadapi tekanan dari internal partainya (LDP) akibat kekalahan koalisi pemerintahan pada pemilu majelis tinggi.
Sebelum Mainichi, media lain di Jepang Yomiuri melaporkan bahwa Ishiba telah mengumpulkan sejumlah orang dekatnya. Pertemuan pada Selasa (22/7) malam dipakai Ishiba untuk memastikan dirinya siap bertanggung jawab atas kekalahan pemilu.

Akan tetapi Ishiba menekankan pertanggungjawabannya tersebut akan dilakukan setelah solusi permanen terkait negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS) tercapai.
Ishiba sendiri telah mengumumkan secara terbuka kesediaannya bertemu Presiden AS Donald Trump. Sedangkan Trump lewat unggahan di media sosial Truth menyatakan sudah mencapai kesepakatan besar dengan Jepang.
"Saya tidak bisa mengatakannya sampai saya meneliti hasil perjanjian tersebut," kata Ishiba ketika ditanya wartawan bagaimana kesepakatan dengan Washington dapat memengaruhi keputusannya untuk mundur, seperti dikutip dari Reuters.
Adapun pada awal pekan ini, Ishiba menegaskan tugasnya saat ini adalah mencegah kekosongan pemerintahan di Jepang. Sebab, kekosongan tersebut dapat berdampak buruk bagi negosiasi perdagangan dengan AS serta perekonomian secara luas.
“Saya akan tetap menjabat dan melakukan segala daya saya untuk memetakan jalan menuju penyelesaian tantangan-tantangan ini," kata Ishiba.