Yogyakarta enggak hanya dikenal dengan kota yang kaya akan budaya dan keindahan alamnya. Lebih dari itu, ada banyak tempat wisata atau pesona tersembunyi yang tak selalu terekspos.
Putri bungsu Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, membagikan rekomendasi destinasi favoritnya yang berbeda dari biasanya. Bukan pantai ataupun gunung, desa wisata adalah tempat favoritnya saat liburan.
Baginya, desa wisata bukanlah sekadar tempat untuk dikunjungi, melainkan tempat "melarikan diri" dari hiruk pikuk kota dan menemukan keaslian yang jarang ditemui. Gusti Bendara menyukai desa wisata, karena setiap kunjungan terasa unik.
"Walaupun desa wisatanya sama, tapi saya berkunjung di bulan ini dan bulan depan, ataupun tahun depan, itu ada sesuatu yang berbeda," ujar Gusti Bendara, saat ditemui kumparan belum lama ini.
Keunikan ini menurut Gusti Bendara, datang dari interaksinya terhadap penduduk lokal, seperti diajak memanen buah, mencicipi hasil panen secara gratis, hingga merasakan keramahan masyarakat Jogja yang otentik.
Ia merekomendasikan tiga desa wisata yang menawarkan pengalaman unik dan tak terlupakan. Berikut rekomendasinya.
Tiga Permata Tersembunyi di Desa Wisata Favorit Gusti Bendara
1. Desa Wisata Boro, Kulonprogo
Di desa wisata ini, Gusti Bendara suka mampir ke sebuah rumah untuk menikmati kopi sambil menyaksikan hamparan sawah yang tidak akan pernah berubah, bahkan hingga 100 tahun ke depan.
Kehadiran aliran air di pinggir jalan dan jalur sepeda yang tenang menambah keasrian tempat ini.
"Bayangin aja, ini saya duduk di rumahnya, terus jalan sepetak, sebelah sananya ada sekitar 3 meter, itu adalah selokan air," ujar Gusti Bendara.
2. Desa Wisata Sidorejo, Sleman
Meskipun terkadang sulit mendapat sinyal ponsel, desa ini menawarkan pengalaman spiritual dan kearifan lokal yang mendalam. Pengunjung dapat menikmati paket wisata yang mencakup ramalan pawukon berdasarkan tanggal lahir.
"Jadi di sana ditanya tanggal lahir, bulan, hari, dibacain pawukon-nya ini, oh wuku-nya ini, orangnya karakternya seperti apa. Nah, dari situ kita dikasih list gitu, seperti list tanaman jamu yang akan dipetik di Kelompok Wanita Tani (KWT)," ujarnya.
Minuman jamu yang dibuat pun memiliki bahan dan rasa yang berbeda untuk setiap orang. Selain itu, pengunjung bisa mendapatkan pijat herbal, dan diajak melukis karakter wayang sesuai dengan pawukon mereka, sebuah kegiatan seni yang memakan waktu berjam-jam, namun terasa begitu cepat.