Namun, apakah ada perawatan khusus untuk menjaga kinerjanya?
Kepala Mekanik Pendawa Horn, Nanang Suhendra, menjelaskan bahwa secara umum lampu biled tidak memerlukan penanganan khusus. Namum pemilik wajib menjaga voltase aki motor jangan sampai tekor.
“Yang penting kondisi aki normal. Kalau di voltmeter biasanya kelihatan di 12,5–13 volt. Pastikan kondisi aki di posisi itu,” ujar Nanang saat ditemui kumparan di bengkelnya di Depok, baru-baru ini.
Menurutnya, ketika voltase mulai turun atau ada tanda-tanda aki tekor, sebaiknya segera melakukan pengecekan. “Dicas dulu bisa, atau mau langsung ganti aki juga lebih bagus,” tambahnya.
Nanang mengingatkan, untuk motor-motor kecil seperti Honda Vario yang belum dilengkapi voltmeter, pemilik perlu lebih waspada. Karena saat aki tekor tidak langsung merusak komponen lampu.
“Kalau nggak engeh terus tiba-tiba akinya tekor, efeknya ke lampu biled paling enggak kuat nyala, tapi nggak sampai bikin korslet,” jelasnya.
Meski begitu, risiko korsleting tetap bisa terjadi ketika ada kesalahan instalasi. Umumnya pemasangan kabel yang tidak rapi jadi faktor utama penyebabnya.
“Biasanya korslet itu karena kesalahan di pemasangan kabel. Jalurnya kadang nyambung ke sana-sini, bikin arus nggak stabil,” kata Nanang.
Hal ini bahkan bisa berdampak ke komponen lain seperti ECU bila arus listrik tidak terkelola dengan baik. Menariknya, ketika lampu biled mengalami kerusakan, tidak selalu harus mengganti seluruh unit.
“Kalau mati di chip lampunya, bisa ganti chip-nya saja. Spare part-nya ada,” ungkap Nanang.
Biaya penggantian chip lampu berkisar Rp 300 sampai Rp 400 ribu sudah termasuk jasa pasang, dan pengerjaan bisa selesai dalam satu hari.
Sejak Pendawa Horn mulai melayani pemasangan biled pada 2016, kerusakan besar jarang terjadi. Umumnya hanya masalah pada relay atau sekring.
“Selama ini belum ada yang komplain mati chip. Paling sering cuma mati relay atau sekring,” ucapnya.