Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (6/8/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, pemerintah menargetkan komoditas seperti kakao, kopi, hingga minyak kelapa sawit asal Indonesia untuk mendapatkan tarif impor sebesar nol persen dari Amerika Serikat (AS). Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moergiarso menyampaikan bahwa tim perundingan Indonesia masih terus melakukan negosiasi dengan AS agar komoditas yang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam bisa bebas tarif impor.
"Tinggal nunggu, nanti kita targetkan itu tarifnya tidak kena yang resiprokal, tapi bisa kita usahakan untuk negosiasi sampai nol persen. Itu lebih penting karena itu kan konkret ada potensi ekspornya," ujar Susi di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Ia menjelaskan, komoditas seperti kakao, kopi, minyak kelapa sawit, dan mineral kritis memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi. Ia juga menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat atau United States Trade Representative (USTR) untuk melakukan negosiasi lanjutan terkait komoditas yang tidak bisa diproduksi oleh Amerika Serikat.
"Itu kita yang sudah mengajukan list program komoditasnya, termasuk kakao, kopi, sawit, kemudian produk-produk mineral semuanya," katanya.
Tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat sebesar 19 persen mulai berlaku hari ini. Kebijakan tarif ini juga telah diumumkan Amerika Serikat kepada 92 negara lainnya.
Tarif 19 persen yang diperoleh Indonesia merupakan salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara, kecuali Singapura yang mendapat tarif hanya 10 persen dari Amerika Serikat.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut beberapa komoditas yang mendapat tarif impor nol persen adalah konsentrat tembaga (copper concentrate) dan katoda tembaga (copper cathode). Hal ini sejalan dengan diskusi strategis terkait perdagangan mineral antara kedua negara.
Pemerintah Indonesia mendorong agar sejumlah komoditas strategis lain bisa mendapatkan pembebasan tarif hingga nol persen. Ia menyebut, di antaranya minyak kelapa sawit mentah (CPO), karet, kayu meranti, serta produk turunan dari tembaga.
sumber : Antara