PERHIMPUNAN Pendidikan dan Guru (P2G) mengkritik proses seleksi guru yang diberangkatkan ke Australia dan bimbingan teknis (bimtek) pembelajaran mendalam atau deep learning yang digelar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). P2G menilai program ini tidak transparan, tidak inklusif dan hanya menguntungkan sekolah tertentu.
“Kami dari P2G tidak pernah menerima informasi apa pun mengenai seleksi 30 guru yang ke Australia untuk mempelajari deep learning,” kata Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri, saat dihubungi pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Tak hanya soal program pelatihan deep learning bagi guru di Australia. Iman turut mempertanyakan bimtek yang digelar Kemendikdasmen di Jawa Tengah dengan materi pembelajaran mendalam, koding, dan kecerdasan artifisial yang dinilainya tampak eksklusif. “Kalau lihat daftar undangannya 100 persen sekolah Muhammadiyah semua,” ujarnya.
Tempo telah melihat langsung surat udangan yang dimaksud oleh Iman. Surat itu berisi undangan untuk para guru dan kepala sekolah untuk mengikuti Bimbingan Teknis Pembelajaran Mendalam, Koding/KA, dan Penguatan Karakter Region Jawa Tengah 2.
Ia menilai, semestinya Kemendikdasmen membuka akses program itu secara lebih luas. “Kami harap ke depan harus lebih inklusif, melibatkan semua entitas sekolah swasta. Sebagaimana slogan Kemdikdasmen, pendidikan bermutu untuk semua. Ingat, untuk semua lho,” kata Iman.
Sebelumnya, Tempo sempat menanyakan ihwal program pelatihan deep learning untuk guru kepada Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikdasmen Nunuk Suryani. Nunuk membenarkan beberapa waktu lalu pihaknya mengirimkan sejumlah guru ke Australia untuk pelatihan. “Iya, itu biaya dari mitra pembangunan (INOVASI),” ujar dia pada Senin, 25 Agustus 2025.
Namun, saat ditanya soal berapa persisnya jumlah guru yang dikirim ke Australia dan bagaimana proses seleksi atau menentukan guru yang terpilih, Nunuk tak menjawab. Nunuk hanya memberikan pranala yang merujuk ke video yang diunggah di instagram pribadinya. Dalam video tersebut, Nunuk menjelaskan soal program pelatihan pelajaran mendalam bagi guru.
Sebelumnya, dalam keterangan resmi dari situs Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Timur. Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti mengungkapkan, tahap akhir di persiapan peluncuran deep learning adalah melakukan pelatihan kepada guru. Kemendikdasmen telah menyeleksi 30 guru untuk diberangkatkan ke Australia menjadi pelatih deep learning nasional.
Mu’ti menegaskan 30 guru yang terpilih itu berbasis seleksi, bukan penunjukan. Di Australia, mereka belajar di sekolah-sekolah yang sudah menerapkan deep learning. Mereka akan melihat bagaimana praktik pembelajaran itu di sana.
Mu’ti juga mengungkapkan alasan mengapa Australia jadi negara tujuan belajar, yaitu karena Negeri Kanguru itu merupakan mitra diskusi Kemendikdasmen selama penyusunan naskah akademik dan bagian dari kerja sama Kemendikdasmen dengan Pemerintah Australia melalui program INOVASI.