
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyebut pihaknya meminta tambahan pagu anggaran untuk anggaran tahun 2026. Hal itu disampaikan usai Kementerian Pertahanan rapat kerja bersama Komisi I DPR membahas pagu anggaran.
“Saya lupa berapa, jadi kita masih perlu memerlukan tambahan, nanti bisa ditanya oleh dirjen. Berapa pagu indikatif, tapi kami melihat belum mencukupi kebutuhan yang kita inginkan untuk menjawab prioritas nasional. (Minta tambahan) Rp 184 triliun,” ujar Sjafrie usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (9/7).
Sjafrie mengatakan, permintaan penambahan pagu anggaran itu dilakukan karena ia menilai belum mencukupinya kebutuhan program prioritas nasional. Namun, ia tidak membeberkan secara detail program prioritas yang dimaksud.
“Harga kedaulatan itu sangat mahal, ini tidak bisa kita bandingkan dengan membeli sesuatu peralatan militer ini sangat mahal untuk menjamin kedaulatan negara,” ungkapnya.

Lebih jauh, Sjafrie juga mengatakan permintaan penambahan pagu anggaran itu untuk alutsista. Anggaran yang cukup besar itu, lanjutnya, setengahnya adalah untuk anggaran belanja pegawai.
“Ya memang kita membutuhkan alutsista itu besar, tapi anggaran yang dialokasikan itu kecil, justru kita tahu belanja pegawai itu sekarang sudah 50 persen, sedangkan belanja modal untuk kebetulan alutsista itu masih setengahnya,” ucap dia.
“Nggak ada alutsista miliaran, semua alutsista itu triliunan,” pungkasnya.

Sjafrie menegaskan, program ketahanan pangan juga dilanjutkan tahun depan. Saat ini, Kemhan masih terus membantu Kementerian Pertanian menyiapkan tempat penampungan beras.
"Kita buat dengan cara membuat bidak sementara dari plastik tapi itu cukup kuat yang sudah mampu menampung 70 ton. Dengan kapasitas 70 ton kita sudah menyiapkan 25 ribu unit yang bisa kita gunakan untuk membantu Menteri Pertanian dalam hal menampung produksi panen, termasuk juga pengering jagung kita siapkan dengan menggunakan Pindad," tutur dia.