MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti bertemu dengan sejumlah diaspora di Cape Town, Afrika Selatan. Dalam pertemuan itu, Abdul Mu’ti menawarkan program pertukaran pelajar keturunan Indonesia di Cape Town yang nanti akan mendapat beasiswa dari pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya memberi kesempatan kepada anak dan pemuda yang memiliki darah Indonesia untuk ikut program Darmasiswa. Mereka ikut pembelajaran di Indonesia dengan beasiswa,” kata Sekretaris Umum Muhammadiyah ini saat bertemu para diaspora di Wisma Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Cape Town, Senin, 11 Agustus 2025 pukul 19 waktu setempat.
Hadir dalam pertemuan tersebut Konsul Jenderal Indonesia di Cape Town, Tudiono; Syekh Muttaqin Rakip, warga negara Afrika Selatan yang merupakan generasi ke-6 Tuan Guru Imam Abdullah ibn Kadi Abdus Salam; Iman Adam Philander, keturunan Syekh Yusuf Al-Makasari dan Ibu Amena.
Tuan Guru Iman Abdullah ibn Kadi Abdus Salam adalah putra Sultan Tidore yang dipenjarakan pemerintah Belanda di Pulau Robben, Cape Town pada 1780. Sebagai tahanan politik, Tuan Guru menjalani hukuman selama 13 tahun. Namun saat bebas dia menolak pulang ke Tidore dan memilih menetap di Cape Town untuk menyiarkan agama Islam. Mesjid Auwal, yang didirikan Tuan Guru pada 1794 menjadi mesjid pertama di Afrika Selatan.
Adapun Syekh Yusuf Al-Makasari, merupakan pejuang dari Makasar yang dibuang Belanda ke Cape Town pada 1694. Dia menjadi orang pertama yang membawa Islam ke Afrika Selatan. Tersebab jasanya itu, pemerintah Cape Town memberi nama Distrik Macasae di tempat kediaman dan makam Syekh Yusuf Al Makasari.
Abdul Mu’ti mengatakan, selain memanfaatkan fasilitas Darmasiswa, para diaspora di Cape Town juga bisa mengajukan beasiswa ke PP Muhammadiyah. Nanti, bagi mereka yang lolos seleksi bisa berkuliah di kampus-kampus Muhammadiyah di pelbagai kota di Indonesia. “Kami memberi kesempatan yang seluas-seluasnya bagi para diaspora menempuh pendidikan di Indonesia,” katanya.
Syekh Muttaqin menyambut baik tawaran tersebut. Menurut dia, banyak putra-putri yang memiliki darah Indonesia ingin pulang ke kampung halaman untuk menuntut ilmu. “Kami menyampaikan terima kasih atas tawaran ini,” ujar dia.
Adapun Tudiono, Konsul Jenderal RI di Cape Town mengatakan akan segera berkomunikasi dengan para diaspora yang berminat mengambil program tersebut. Menurut dia, akan ditentukan kriteria tertentu untuk mereka yang ingin mendapat beasiswa. “ Program ini sangat bagus untuk mendekatkan generasi muda yang memiliki darah Indonesia dengan kampung halaman nenek moyang mereka,” katanya.