
Masjid Istiqlal meluncurkan inovasi terbaru berupa chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat diakses masyarakat melalui laman chat.istiqlal.or.id.
Chatbot ini dikembangkan bekerja sama dengan Orbit Edutech sebagai bentuk transformasi layanan digital di lingkungan Masjid Istiqlal.
Turut hadir dalam acara peluncuran tersebut, CEO Orbit Edutech Muhammad Andy Zaky, Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional (WANTIKNAS) Ilham Akbar Habibie, Direktur Utama BAKTI Komdigi Fadhilah Mathar, dan Kepala Pusdatin Kemendikdasmen Yudhistira Nugraha.
CEO Orbit Edutech Muhammad Andy Zaky menyampaikan, chatbot ini bertujuan menjawab berbagai pertanyaan jemaah yang kerap masuk setiap hari, mulai dari jadwal ceramah, teknis kunjungan, hingga layanan pernikahan.
“Kami di Masjid Istiqlal bersama dengan Orbit Edutech menyiapkan satu AI ini, sebuah chatbot. Nanti bisa akses di chat.istiqlal.or.id. Ini adalah virtual assistant menggunakan AI, ini fungsinya untuk melayani jemaah,” kata Zaky di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (9/7).
Zaky menambahkan, sistem ini dirancang untuk bisa merespons dengan bahasa alami seperti layaknya berbicara dengan manusia. Pengguna tidak perlu menggunakan bahasa formal saat bertanya.
“Yang menarik dari chatbot ini adalah responsnya serasa respons manusia. Jadi Bapak-Ibu di sana gak perlu pakai bahasa baku juga, jadi kayak chat sama temen aja,” ujar Zaky.

Kata Pengurus Istiqlal
Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal, Bukhori, menyebut kehadiran chatbot AI ini sangat membantu pengelola masjid dalam memberikan layanan informasi kepada publik, terutama di luar jam operasional.
“Selama ini sebelum ada chatbot, orang bertanya lewat website, lewat telepon. Itu akan menyulitkan kami. Terutama misalnya pertanyaannya di malam hari,” jelas Bukhori.
“Tapi dengan chatbot ini saya kira sangat-sangat membantu kepada masyarakat yang ingin bertanya kapan saja dan langsung akan dijawab,” lanjutnya.
Saat ini, fitur chatbot masih terbatas pada informasi seputar kegiatan dan fasilitas Masjid Istiqlal. Namun, ke depan, pengembangan akan dilakukan agar sistem ini dapat menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.
“Nantinya saya kira kita akan kembangkan kepada pertanyaan-pertanyaan menjawab pertanyaan hukum (Islam) juga saya kira. Cuma sementara ini masih informasi terkait kegiatan dan aktivitas di Masjid Istiqlal,” tambah Bukhori.

Ia juga menekankan pentingnya mitigasi risiko penyalahgunaan AI, terutama dalam konteks keagamaan.
“Jangan sampai nanti ada info-info dari luar yang masuk pada kita sehingga misalnya akan memudarkan nasionalisme atau masalah akidah kita menjadi lain. Karena mungkin yang memakai AI ini kan tidak tahu ini jenis yang mana gitu ya,” ujarnya.
Pemanfaatan AI Tepat Sasaran
Di sisi lain Ketua Tim Pelaksana WANTIKNAS Ilham Habibie menilai peluncuran chatbot ini sebagai contoh nyata pemanfaatan AI yang tepat sasaran.
“AI itu alat bantu, bukan pengganti manusia. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana AI mempercepat dan memperbaiki kinerja negara-bangsa kita,” kata Ilham.
Ia menekankan, dengan disrupsi teknologi yang kian cepat, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memahami dan mengelola penggunaan AI secara bijak.
“AI dalam bentuk chatbot itu adalah killernya search engine. Jadi Google mati-matian investasi ke AI. Karena kalau tidak, dia mati,” tuturnya.
Chatbot Masjid Istiqlal kini sudah bisa diakses publik dan menjadi bentuk adaptasi institusi keagamaan terhadap perkembangan teknologi digital, sekaligus upaya mendekatkan layanan ibadah kepada masyarakat luas secara inklusif dan efisien.