
MAHKAMAH Agung Brasil memerintahkan mantan Presiden Jair Bolsonaro menjalani tahanan rumah setelah dinilai melanggar perintah pembatasan sebelumnya. Bolsonaro saat ini tengah diselidiki atas dugaan merencanakan kudeta, tuduhan yang ia bantah keras.
Hakim Alexandre de Moraes, yang memimpin penyelidikan, menyatakan Bolsonaro tidak mematuhi larangan yang telah ditetapkan sejak bulan lalu. Ia disebut masih memanfaatkan akun media sosial milik para pendukungnya, termasuk anak-anaknya, untuk menyebarkan pesan yang mendorong serangan terhadap Mahkamah Agung serta menghasut campur tangan asing dalam urusan peradilan Brasil.
Atas pelanggaran ini, Bolsonaro kini dilarang menerima kunjungan selain dari pengacara atau pihak yang diizinkan oleh pengadilan, serta dilarang menggunakan ponsel secara langsung maupun lewat perantara.
Sebelumnya, ia juga telah dikenai berbagai pembatasan, termasuk wajib memakai gelang pelacak elektronik, menjalani jam malam, tidak menggunakan media sosial, serta tidak berkomunikasi dengan putranya, Eduardo Bolsonaro. Eduardo Bolsonaro diketahui pernah melobi pejabat Amerika Serikat terkait kasus ini.
Dukungan terhadap Bolsonaro masih terlihat di sejumlah kota di Brasil, di mana aksi unjuk rasa digelar pada Minggu lalu. Dalam salah satu demonstrasi di Rio de Janeiro, putranya yang juga senator, Flávio Bolsonaro, sempat menyambungkan telepon dan memperdengarkan suara sang ayah kepada para pendukung. Video peristiwa tersebut sempat diunggah ke media sosial, namun kemudian dihapus.
Situasi ini menarik perhatian internasional. Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut proses hukum terhadap Bolsonaro sebagai "perburuan penyihir", dan menjadikannya alasan untuk memberlakukan tarif impor sebesar 50% terhadap beberapa produk Brasil, meskipun AS sendiri memiliki surplus perdagangan dengan negara tersebut. (BBC/Z-2)