
SEBELUM ada dinosaurus, sudah ada ikan yang hadir dalam kehidupan. Satwa ini yang menentukan arah perkembangan Bumi. Salah satu inovasi terpenting yang memengaruhi evolusi kehidupan adalah rahang.
Awalnya, rahang tidak hanya digunakan untuk menggigit. Ikan purba memanfaatkannya untuk berbagai fungsi. Seperti memecahkan cangkang, menggali dasar laut, melindungi diri, hingga membawa anaknya.
Sekitar 400 juta tahun lalu, ikan menguasai lautan. Saat itu, ada dua kelompok besar yang menonjol:
Ikan bersirip cuping (lobe-finned fishes)
Memiliki sirip berdaging dengan otot yang kuat, membantu mereka bergerak lebih fleksibel.
Ikan bersirip kipas (ray-finned fishes)
Memiliki sirip lebih ringan dan lentur, disangga oleh tulang tipis.
Hingga kini, ikan bersitip kipas mendominasi lautan, sungai, dan danau. Dengan lebih dari 33.000 spesies yang ada saat ini, mulai dari ikan mas hingga tuna. Sebaliknya, ikan bersirip cuping hampir punah. Saat ini hanya tersisa delapan spesies, termasuk coelacanth dan ikan paru-paru (lungfish).
Namun, penelitian terbaru dari University of Michigan mengungkap fakta baru. Antara 359-423 juta tahun lalu, ikan bersirip cuping justru memimpin inovasi evolusi rahang.
Sebanyak 86 fosil rahang ikan purba yang berasal dari periode Silurian dan Dvonian dianalisis peneliti. Fosil ini berusia sekitar 443 juta tahun lalu. Dengan menggunakan CT scan, mereka membuat model 3D untuk mempelajari bentuk dan fungsi rahang tersebut.
Untuk mengukur kekuatan gigitan, para peneliti menghitung nilai mechanical advantage. Semakin tinggi nilainya, semakin kuat kekuatan rahangnya. Hasilnya, meskipun saat ini hanya sedikit spesies ikan bersirip cuping yang tersisa. Fosil menunjukkan bahwa jutaan tahun lalu, spesies ini memiliki keragaman bentuk dan fungsi rahang yang sangat tinggi.
Menurut Emily Troyer, peneliti utama studi ini. Pada periode Devonian, ikan bersirip cuping mengalami inovasi besar. Mereka mengembangkan bentuk rahang yang bervariasi dan lebih kuat, dibandingkan ikan bersirip kipas.
Salah satu temuan paling menarik adalah evolusi ikan paru-paru. Rahang mereka berevolusi menjadi lebih besar di periode Devonian. Adaptasi ini memungkinkan mereka memakan makanan bercangkang keras, seperti kerang dan krustasea purba.
Peneliti menduga perubahan bentuk rahang ini dipicu oleh strategi makan baru dan kondisi lingkungan saat itu. Menurut Troyer, fosil memainkan peran vital dalam mengungkap cerita evolusi ini. Tanpa catatan fosil, peran penting ikan bersirip cuping dalam sejarah kehidupan mungkin tidak pernah diketahui.
Penelitian berjudul “Macroevolutionary role reversals in the earliest radiation of bony fishes” sudah dipublikasikan dalam jurnal Current Biology. (earth/Z-2)