
PARA korban tewas helikopter BK117-D3 yang jatuh di kawasan pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu merupakan anggota tim survey perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Hal ini dikemukakan Gubernur Kalsel, Muhidin dalam keterangan pers seputar operasi SAR helikopter BK117-D3 di RS Bhayangkara, Banjarmasin, Jumat (5/9). "Para penumpang helikopter yang mengalami musibah ini merupakan tim survey perusahaan yang bergerak di bidang HTI. Mereka tengah melakukan pengukuran di wilayah Kaltim dan Kalsel," kata Muhidin.
Pemprov Kalsel dikatakan Muhidin menyatakan belasungkawa atas peristiwa ini dan berjanji akan membantu memfasilitasi proses kepulangan jenazah ke daerah dan negara masing-masing. "Kita juga memberikan apresiasi kepada semua pihaknya yang telah turut serta membantu upaya SAR di lapangan," kata Muhidin.
Sementara pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan investigasi berdasarkan ICAO Annex 13 Internasional dengan tujuan utama mencegah kejadian serupa terulang di masa depan yang melibatkan pihak Airbus.
Investigator Keselamatan Udara KNKT, Ony Soerjo Wibowo, menjelaskan metodologinya, bahwa kecelakaan ini terjadi di Indonesia, maka Indonesia sebagai State of Occurrence berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memulai dan melaksanakan investigasi. "Heli ini bukan Airbus, kemudian mesinnya dari Inggris atau Jerman. Sehingga proses investigasi akan melibatkan perwakilan mereka," ujarnya.
Pada bagian lain drone jenis UAV-VTOL (Unmanned Aerial Vehicle - Vertical Take-Off and Landing) milik Kepolisian Daerah Kalsel jatuh dalam operasi pencarian helikopter BK 117-D3. Insiden terjadi saat drone melakukan penerbangan menuju titik koordinat jatuhnya helikopter.
Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi, menegaskan bahwa jatuhnya drone tidak menghambat operasi SAR. Jatuhnya drone milik Polda Kalsel ini disebabkan kondisi cuaca buruk dan adanya medan magnet yang besar di kawasan hutan Meratus. (H-3)