INFO NASIONAL - Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi terintegrasi dari hulu hingga hilir berhasil menjadi simbol kemandirian energi Indonesia. Salah satu mata rantai ketahanan energi nasional itu adalah kilang pengolahan minyak yang dikelola oleh anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
KPI mengelola 6 unit kilang yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia yaitu Kilang Dumai, Kilang Plaju, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan, Kilang Balongan dan Kilang Kasim.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Sejarah Kilang Plaju berawal dari pengambilalihan 2 kilang yang berada disisi kiri kanan Sungai Musi yaitu Kilang Plaju dari Shell dan kilang Sungai Gerong dari Stanvac. Pengambil alihan kilang ini menjadi salah satu cikal bakal upaya untuk mewujudkan kemandirian energi di Indonesia.
Kedua kilang bersejarah yang kini berusia lebih dari seabad itu berdiri saling berhadapan di Sungai Musi. Kedua kilang dihubungkan dengan satu jembatan yang disebut Jembatan Integrasi yang dibangun pada 1965. Saat ini kedua kilang tersebut dikenal dengan nama Kilang Plaju.
Manager Production Kilang Plaju, Aryo Wahyu Wicaksono mengatakan, Kilang Plaju yang telah beroperasi lebih dari 100 tahun ini merupakan bentuk nyata Pertamina yang selalu bisa adaptif dan kompeten dalam menghadapi berbagai macam perubahan.“Teknologi dari masa ke masa terus berkembang. Begitu juga dengan yang kami lakukan di Kilang Plaju,” ujarnya.
Ia mengatakan, Pekerja Pertamina terus mewariskan pengalamannya kepada pekerja baru. Sementara para pekerja baru, dengan pengetahuan yang didapatkan dari dunia pendidikan dan dipadukan dalam suatu kolaborasi, Pekerja Pertamina tidak hanya mampu mempertahankan operasional Kilang Plaju, tapi juga mampu untuk berinovasi. “Tidak berhenti pada hal tersebut, inovasi juga terus dilakukan untuk menghasilkan produk-produk baru yang sesuai dengan permintaan pasar yang juga terus berkembang,” katanya.
Sementara itu, Section Head Maintenance Area III Kilang Plaju, Teguh Prasetyo Adi mengatakan, walau telah berusia lebih dari 100 tahun, Kilang Plaju membuktikan upaya untuk berkontribusi pada ketahanan energi nasional tidak akan lekang oleh waktu. Baginya, menjadi Pekerja Pertamina adalah suatu kebanggaan dan pencapaian yang luar biasa. Karena lewat peran itu, ia bisa berbakti kepada negeri dengan mendorong ketahanan energi.
“Untuk kilang yang sudah berusia lebih dari 100 tahun, bekerja dan bergabung di dalamnya merupakan pengalaman yang membanggakan dan memberikan sesuatu arti di dalam hidup saya,” ujarnya. “Moto yang sering kami gaungkan bersama teman-teman adalah, catat apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang telah kamu catat,” katanya.
Kini, Kilang Plaju memiliki kapasitas pengelolaan mencapai 126 ribu barel per hari, dan mampu menyuplai energi terutama untuk Sumatera bagian Selatan, sekaligus menopang kemandirian energi. Tonton sejarah Kilang Plaju selengkapnya di kanal YouTube tempodotco. (*)