Turnamen sepak bola antarkampung (tarkam) memiliki gengsinya sendiri. Tim-tim yang terlibat bahkan tak ragu merogoh kocek cukup dalam demi bisa menggaet pemain-pemain kelas Liga Indonesia.
Salah satunya, tim bernama Cie All Star. Mereka secara terang-terangan mengakui adanya proses rekrutmen pemain profesional, misalnya Guy Junior (pernah main di PS Palembang, PSM, Bhayangkara FC, hingga Persikota) dan Dodi Irawan (pernah main di Bhyangkara FC, PSMS, serta Perserang).
Pelatih tim Cie All Star, Dennis, menjelaskan proses mendatangkan pemain Liga Indonesia. Menurutnya, tidak ada cara khusus yang dilakukan, yang penting deal harganya bisa sesuai.
“Enggak ada [cara khusus] sih. Sebelum bermain, biasanya memang sudah deal-deal-an dulu. Harus berapa yang dikeluarkan. Pemain seperti mereka ada di mana-mana, tinggal menyesuaikan tarif aja. Kalau cocok, ya sudah,” ujarnya kepada kumparan.
Dennis juga menjelaskan bahwa kehadiran pemain Liga Indonesia cukup berpengaruh terhadap performa tim. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan tim tidak hanya ditentukan oleh satu individu saja.
“Sebenarnya ngaruh. Karena sepak bola permainan 11 orang, as a team, semua lini harus kuat. Kalau satu doang yang gerak, ya enggak ngaruh juga,” jelas Dennis.
Lebih lanjut, Dennis menjelaskan bahwa pemain tidak selalu terikat sepanjang turnamen. Keputusan untuk memainkan pemain profesional sangat bergantung pada analisis lawan dan kebutuhan taktis tim.
“Biasanya kita analisis dulu, kita lawan siapa, kita butuh dia apa enggak. Jadi setiap tim yang kita lawan, kita punya strategi yang berbeda-beda. Orang yang diundang juga pasti akan berbeda juga,” kata Dennis.
“Jadi enggak ngambil pemain sembarangan. Biasanya orangnya-orangnya ya itu-itu lagi, karena kita mempertahankan tim yang sudah ada. Karena kalau ubah-ubah pemain lagi, beda lagi,” tambahnya.
Sidik selaku pemilik tim Cie All Star juga mengungkapkan bahwa rekrutmen pemain profesional banyak terjadi melalui jaringan pertemanan.
“Ya teman ke teman aja. Anak-anak yang manggil, jadi memang ada orangnya,” ujar Sidik.