
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dan mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengunjungi wilayah perbatasan yang jadi sengketa di tengah eskalasi ketegangan antara kedua negara.
Eskalasi ketegangan di perbatasan diawali dengan bentrokan bersenjata antara pasukan akhir bulan lalu. Satu tentara Kamboja tewas dalam bentrokan bersenjata itu.
Kamboja kemudian merespons dengan menangguhkan semua impor bahan bakar dan gas dari Thailand. Sementara Thailand menutup sebagian pos pemeriksaan di perbatasan darat sepanjang 817 kilometer.
Paetongtarn tiba di kota perbatasan Aranyaprathet di Provinsi Sa Kaeo pada Kamis (26/6) pagi. Kedatangan Paetongtarn di kota yang berseberangan dengan Poipet, Kamboja, itu disambut kerumunan pendukung yang membawa spanduk besar bertuliskan 'Love You Prime Minister Paetongtarn'.

Dikutip dari Reuters, Paetongtarn mengatakan tujuan kunjungannya untuk meninjau tindakan keras terhadap kejahatan transnasional dan mengukur dampak pembatasan perbatasan. Sebelumnya, Thailand menghentikan semua kendaraan, wisatawan, dan pedagang dari semua penyeberangan barat ke Kamboja.
"Kami ingin melihat dampak dari kebijakan ini dan apa yang pemerintah dapat lakukan untuk membantu. Ini adalah tujuan utama dari kunjungan hari ini," kata Paetongtarn dalam pertemuan dengan para pejabat.
Paetongtarn awal minggu ini menghubungkan isu ini dengan maraknya pusat penipuan online ilegal dengan Kamboja. Namun, otoritas Kamboja membantah keterlibatannya.
Di sisi lain perbatasan, Hun Sen mengunjungi pasukan dan pejabat di Provinsi Oddar Meanchey yang berseberangan dengan Provinsi Surin di Thailand.
Rekaman media lokal menunjukkan Hun Sen yang memakai seragam militer tiba dengan helikopter dan bertemu dengan para pejabat di sana. Meski bukan lagi perdana menteri, Hun Sen masih memiliki pengaruh politik yang kuat di Kamboja.
Posisi Paetongtarn sebagai PM Terancam

Konflik di perbatasan membuat posisi Paetongtarn terancam. Tak hanya harus berhadapan dengan ekonomi yang tengah goyah, dia juga harus berhadapan dengan koalisinya yang rapuh, dan menghadapi mosi tidak percaya di parlemen.
Hal ini semakin diperparah ketika isi percakapan telepon Paetongtarn dan Hun Sen bocor. Salah satu isi percakapannya adalah Paetongtarn yang merendahkan komandan militer Thailand.
Meski Paetongtarn telah meminta maaf, namun koalisi yang sudah rapuh semakin retak. Bahkan, partai Bhumjaithai awal minggu ini menyatakan akan mengajukan mosi tidak percaya atas isi percakapan yang bocor itu.