
KOMNAS HAM mencatat ada 11 orang korban meninggal dunia atas peristiwa demonstrasi yang berujung pada kerusuhan di sejumlah daerah pada 25-31 Agustus 2025. Beberapa korban diduga kuat mengalami kekerasan dan penyiksaan oleh aparat.
“Ini masih kita selidiki dan penyebab-penyebab lainnya. Namun yang mengalami penangkapan sewenang-wenang juga cukup banyak angkanya dan sedang dikonsolidasikan di Komnas HAM,” katanya kepada para wartawan pada Selasa (2/8).
Selain itu, Anis menuturkan banyak peserta aksi demonstran yang mengalami luka-luka di berbagai daerah. Akan tetapi, ia belum bisa merinci data pasti mengenai hal itu.
“Tetapi cukup besar datanya di berbagai wilayah di seluruh Indonesia hingga terjadi kerusakan fasilitas publik, penjarahan, perkusi. Kami jug menyesalkan kepolisian yang melakukan penangkapan terhadap aktivis HAM Direktur Lokataru tadi malam,” ujarnya.
Selain itu, Anis menyebut sebanyak 1.683 orang masih ditahan oleh Polda Metro Jaya atas peristiwa demonstrasi yang berujung pada kerusuhan di sejumlah daerah pada 25-31 Agustus 2025.
Anis mengatakan data tersebut didapat setelah Komnas HAM meninjau langsung ke Polda Metro Jaya pada Senin (1/9/2025) kemarin, dan bertemu langsung dengan Wakil Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Indra Wenny Panjiyoga, beserta jajarannya.
“Dari tanggal 25 hingga 1 September, ada 1.683 orang yang ditangkap dan ditahan tersebar di beberapa wilayah,” katanya.
Selain itu, Anis juga mencatat penangkapan terhadap peserta aksi juga terjadi di Bandung.
“Sejak tanggal 28 Agustus hingga 1 September 2025, sebanyak 429 peserta aksi dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka. Dan 46 peserta aksi diantaranya juga masih dirawat hingga hari ini,” tukasnya.
Berikut 11 korban jiwa dalam aksi demonstrasi yang terjadi sejak 25-31 Agustus:
Berikut 11 korban meninggal dunia saat demo pada periode 25 Agustus hingga 2 September 2025:
- Affan Kurniawan (21 tahun) – Pengemudi ojol asal Jakarta. Ia meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi di Jakarta (28/8/2025). Affan tidak ikut berdemo, namun ia kebetulan berada di lokasi saat akan mengantar pesanan makanan di Jalan Bendungan Hillir.
- Muhammad Akbar Basri (26 tahun) - Pegawai Humas DPRD Makassar yang juga meninggal dunia akibat terjebak di dalam gedung yang kebakaran.
- Sarinawati (26 tahun) - Pegawai DPRD Makassar yang tewas terjebak dalam kebakaran saat gedung DPRD Makassar terbakar.
- Saiful Akbar (43 tahun) - Plt Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, ikut menjadi korban dalam insiden kebakaran karena terjebak di dalam kantor DPRD Makassar.
- Rusmadiansyah (25 tahun) - Pengemudi ojol di Makassar yang tewas setelah dikeroyok massa karena dituduh sebagai intel dalam demonstrasi yang terjadi di depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
- Sumari (60 tahun) - Tukang becak asal Solo yang meninggal dunia diduga akibat terkena tembakan gas air mata saat terjadi bentrokan massa demontrasi di Surakarta (Solo).
- Rheza Sendy Pratama (21 tahun) - Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta yang ditemukan meninggal dengan luka memar dan bekas pijakan sepatu di tubuhnya usai mengikuti demonstrasi.
- Andika Lutfi Falah (16 tahun) - Siswa kelas 11 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 14 Kabupaten Tangerang. Ia terlibat dalam kerusuhan di demo Jakarta pada 29 Agustus kemarin. Andika dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Dr Mintoharjo dengan kondisi luka berat pada bagian kepala belakang akibat benturan benda tumpul.
- Iko Juliant Junior (19 tahun) - mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang angkatan 2024. Ia pamit ke orang tuanya pergi ke kampus dengan membawa jas almamater. Namun kemudian ia dikabarkan dalam kondisi kritis dan harus menjalani operasi di RSUP dr. Kariadi, Semarang. Pengakuan orang tuanya, Iko sempat mengigau meminta untuk tidak dipukuli lagi, namun penyebab sebenarnya dari kematiannya masih belum terungkap.
- Budi Haryadi (30 tahun) – Anggota Satpol PP Kota Makassar yang turut menjadi korban jiwa dalam aksi ricuh di Makassar.
- Septinus Sesa - Warga saat aksi blokade di kawasan Wirsi dan Jalan Yosudarso, Manokwari. Kasus kematiannya masih diselidiki yang melibatkan Komnas HAM, Ombudsman, hingga LBH untuk menjamin transparansi. (Dev/M-3)