KEMENTERIAN Kesehatan mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh keluarga pasien kepada Syahpri Putra Wangsa, dokter spesialis di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Selasa, 12 Agustus 2025. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan apa pun alasannya tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Kami tidak menoleransi adanya kekerasan dalam bentuk apa pun terhadap tenaga medis yang sedang menjalankan tugasnya," ucap dia melalui keterangan tertulis di laman resmi Kementerian Kesehatan pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Menurut Budi, perbuatan tersebut telah menghalangi kerja-kerja tenaga kesehatan dalam menjalankan prosedur pencegahan penularan penyakit infeksius. Ia menilai kekerasan verbal itu juga berpotensi membahayakan semua pihak.
Padahal, ia menjelaskan, keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Dalam beleid itu, tenaga kesehatan dan tenaga medis berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam menjalankan tugasnya, yang dijamin oleh undang-undang.
Dalam kasus ini, Budi memaparkan, Syahpri Putra Wangsa telah menjalankan tugasnya sesuai standar profesi, prosedur operasional baku, dan standar pelayanan kesehatan yang berlaku. Oleh karena itu, Budi menyesalkan insiden seperti ini bisa terjadi. "Jika masyarakat mengalami ketidakpuasan dalam pelayanan, kami mohon agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan," tutur dia.
Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara ini menekankan bahwa fasilitas kesehatan harus menjadi tempat yang aman, baik bagi pasien maupun para tenaga medis yang bekerja di dalamnya. Saat ini, tim Kementerian Kesehatan telah mengunjungi RSUD Sekayu untuk memberikan pendampingan kepada Syahpri Putra.
Kasus kekerasan yang dialami Syahpri ini sebelumnya viral di media sosial. Dalam video singkat itu, Syahpri sedang memeriksa pasien lansia perempuan pada Selasa, 12 Agustus 2025. Namun, saat Syahpri sedang memeriksa, salah satu keluarga pasien, seorang pria mengenakan kaos hitam tampak memaki-maki dan meminta Syahpri membuka maskernya. “Jelaskan. Buka masker kau. Jelaskan,” ucap seseorang di balik kamera yang merekam kejadian tersebut.
Pasien yang tengah diperiksa oleh Syahpri diduga menderita penyakit Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang disebabkan oleha bakter Mycobacterium tuberculosis. Meski telah dimaki-maki dan dipaksa untuk membuka maskernya, Syahpri terlihat tenang. Dengan terpaksa Syahpri membuka maskernya dan berusaha menjelaskan kembali kondisi pasien. Namun, pihak keluarga masih tidak puas.
Pihak keluarga masih terus mempertanyakan istilah medis kepada Syahpri dan protes soal pelayanan rumah sakit untuk pasien VIP. “Ini dokternya dia bilang, dokter apa kamu ini, dokter apa bagian apa? Ngomong dekat ibu saya. Sudah tiga hari ini kami masuk ruangan VIP, ini dia ini cuma memperlihatkan hasil rontgen. Ini dokternya ini. pulang ke mana kamu? Jelaskan,” ucap pihak keluarga.
Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Begini Proses Pemakzulan Kepala Daerah menurut Undang-undang