
Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) menargetkan penambahan 100 Sekolah Rakyat (SR) dalam waktu satu bulan ke depan. Program ini merupakan kelanjutan dari 100 SR tahap pertama yang diklaim telah menyerap ribuan tenaga kerja.
Sekretaris Jenderal Kemensos, Robben Rico, menyampaikan bahwa perluasan ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Hal itu disampaikannya saat meninjau Sekolah Rakyat di Sonosewu, Bantul, pada Sabtu (28/6).
“Kalau seratus sudah siap. Nah, kita tinggal menunggu proses tambahan seratus lagi. Ini arahan Pak Presiden untuk kita kejar dalam satu bulan terakhir ini,” ujar Robben usai acara pembekalan siswa Sekolah Rakyat di Sonosewu.

Ia merinci bahwa 100 SR pertama telah merekrut 1.554 guru dan 100 kepala sekolah, serta lebih dari 2.000 tenaga pendidik lainnya. Keberhasilan tahap awal ini, menurutnya, menjadi landasan penting untuk mempercepat ekspansi selanjutnya.
“Kan kita sudah punya pengalaman kemarin di seratus pertama, jadi tinggal duplikasi saja,” tambahnya.
Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dua Sekolah Rakyat dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025–2026. Lokasinya berada di Purwomartani, Sleman, dan Sonosewu, Bantul—keduanya setara dengan jenjang SLTA dan semuanya gratis termasuk asrama.
“Sekolah Rakyat di DIY ini difasilitasi oleh Kementerian Sosial. Dua tempat yang akan berjalan mulai tahun ajaran 2025–2026 ada di Sonosewu dan Purwomartani. Keduanya adalah jenjang SMA,” ujar Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, di lokasi yang sama.
Sebanyak 275 siswa dari seluruh kabupaten/kota di DIY akan menempuh pendidikan di dua sekolah tersebut. Berbagai persiapan telah dilakukan, termasuk pembekalan siswa dan orang tua.
“Kami sudah empat kali melakukan pertemuan dengan siswa dan orang tua,” tutup Endang.