KEMENTERIAN Pendidikan Tinggi, Sains, dan Inovasi Teknologi (Kemendiktisaintek) menegaskan kembali larangan praktik perpeloncoan dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Komitmen ini mengemuka dalam rapat koordinasi nasional pelaksanaan PKKMB 2025 yang digelar daring pada Rabu, 13 Agustus, diikuti pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta, serta panitia PKKMB dari seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Khairul Munadi mengingatkan bahwa PKKMB harus menjadi ruang aman, nyaman dan bebas diskriminasi bagi mahasiswa baru. “Praktik-praktik perpeloncoan sudah tidak zamannya lagi, dan tidak boleh,” kata Khairul.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
PKKMB, menurut Khairul, adalah gerbang pertama bagi mahasiswa untuk mengenal kehidupan akademik, budaya kampus, dan bersosialisasi. Tujuannya membekali mahasiswa dengan pemahaman sistem perkuliahan, layanan akademik, dan etika berinteraksi di lingkungan perguruan tinggi. “Kita ingin mahasiswa merasa disambut, dihargai, dan siap memulai perjalanan baru,” ujarnya.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Beny Bandanadjaja menambahkan paradigma lama seperti “menggodok” mahasiswa baru lewat aktivitas fisik berlebihan, ejekan atau perlakuan merendahkan tidak lagi relevan. “Hal-hal seperti itu tidak bermanfaat. Justru membuat mahasiswa tidak mendapatkan nilai positif,” kata Beny.
Panduan PKKMB 2025 juga menegaskan larangan kekerasan fisik, psikis, maupun verbal; pungutan wajib terhadap mahasiswa baru; serta tindakan diskriminatif berbasis suku, agama, ras, atau antargolongan (SARA). Setiap pelanggaran akan dikenai sanksi sesuai kebijakan kampus dan regulasi yang berlaku.
Selain itu, kegiatan PKKMB wajib mendapat persetujuan pimpinan perguruan tinggi dan dilakukan dalam periode resmi yang telah ditetapkan. Kegiatan di luar jadwal resmi menjadi tanggung jawab penuh pimpinan kampus.
Kemdiktisaintek berharap PKKMB tahun ini mampu menumbuhkan semangat belajar, rasa saling menghargai, dan kolaborasi antarmahasiswa. “Keberhasilan PKKMB menjadi investasi penting untuk membentuk generasi yang cerdas, berintegritas, dan adaptif,” ujar Beny.