
Kelompok ekstremis Islam Sunni yang kurang dikenal mengeklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di gereja di Damaskus. Pemerintah Suriah bersikeras kelompok yang mengaku bertanggung jawab itu merupakan bagian dari ISIS.
Kelompok yang mengaku bertanggung jawab itu adalah Saraya Ansar al-Sunna. Dalam pernyataannya, mereka mengatakan seorang anggotanya meledakkan Gereja Saint Elias di lingkungan Dwelaa di Damaskus.
"Serangan itu terjadi setelah provokasi," kata mereka tanpa menjelaskan secara spesifik provokasi yang dimaksud.
Pemerintah Suriah, yang baru berkuasa setelah menggulingkan Bashar al-Assad pada Desember 2024 lalu, dengan cepat menuduh ISIS sebagai otak serangan. Pemerintah juga mengumumkan sejumlah penangkapan dalam operasi keamanan terhadap sel-sel yang terafiliasi dengan ISIS.
Dalam pernyataan yang dikirim lewat Telegram, Saraya Ansar al-Sunna mengatakan kronologi serangan versi pemerintah tidak benar dan dibuat-buat.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Nureddine al-Baba, mengatakan kelompok di balik serangan itu secara resmi mengikuti Daesh.
"Saraya Ansar al-Sunna tidak independen, karena mengikuti Daesh," katanya, dikutip dari AFP, Kamis (26/6). Daesh merupakan akronim bahasa Arab untuk ISIS.
Baba juga mengatakan penyerang gereja bukan orang Suriah, tanpa menyebutkan kewarganegaraannya. Baba mengatakan, pelaku datang ke Damaskus dengan pengebom bunuh diri lainnya dari kamp al-Hol yang menampung orang-orang terlantar dan kerabat anggota ISIS.

Saraya Ansar al-Sunna Diduga Kelompok Pecahan ISIS
Sementara itu, analis dan peneliti asal Suriah, Aymenn Jawad al-Tamimi, mengatakan Saraya Ansar al-Sunna bisa jadi pecahan pro- ISIS yang berasal dari pembelot HTS dan fraksi-fraksi lain.
"Tapi saat ini beroperasi independen dari ISIS," kata Tamimi.
HTS atau Hayat Tahrir al-Sham merupakan kelompok Islamis yang dipimpin oleh presiden Suriah sekarang, Ahmed al-Sharaa, yang memimpin penggulingan Assad.
Mengutip sumber dalam kelompok itu, Tamimi mengatakan, seorang mantan fungsionaris HTS yang kecewa memimpin Saraya Ansar al-Sunna.
Dia juga menambahkan pimpinan Saraya Ansar al-Sunna termasuk mantan anggota Hurras al-Din, yang merupakan afiliasi Al-Qaeda yang pada Januari lalu mengumumkan pembubaran kelompoknya atas perintah pemerintah baru.
Meski demikian, pemerintah Suriah menilai HTS merupakan kelompok garis depan ISIS.