
Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu (26/7). Kembali ke kampus, Jokowi mengatakan sebenarnya dirinya belum fit.
Namun, Jokowi memaksa hadir agar tak lagi ada tuduhan palsu terkait ijazah maupun kuliahnya.
"Saya ini sebetulnya kondisinya belum 100 persen. Sudah 3 bulan ini masih dalam pemulihan, tetapi kemarin waktu dihubungi Pak Bambang datang nggak? Tapi kalau enggak datang, tambah palsunya ke mana-mana," kata Jokowi.
"Ini saya paksakan datang, betul. Kalau saya bayangkan kalau saya enggak datang, nah rekan-rekannya 67 orang ngumpul semuanya, Jokowi di mana? Rame lagi," bebernya.

Curhatan Jokowi
Saat pidato di hadapan teman-temannya Jokowi bercerita bagaimana tuduhan ijazah palsu telah melebar ke mana-mana. Mulai dari skripsi hingga KKN.
"Begitu ijazahnya sulit dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga (dituduh) palsu, waduh. Skripsi itu, dosen pembimbing skripsi saya itu, Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro," katanya.
KKN-nya menurut Jokowi juga dipersoalkan. Padahal Jokowi mengaku benar-benar melaksanakan KKN.
"KKN-nya didatangi desanya. Kitanya juga KKN. Suruh nginget sudah 40 tahun, 40-45 tahun yang lalu, kita masuk 45 tahun yang lalu, lulus kalau saya 85. Saya ingat. KKN-nya di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali," katanya.
"Teman-teman saya, juga ingat saya. Dari fakultas hukum, ada yang namanya Bu Yohana. Yohana. Fakultas Teknik Geodesi ada yang namanya Eko. Sudah almarhum," bebernya.


Soal Politik
Tuduhan yang terjadi kepadanya, menurut Jokowi adalah soal politik..
"Itulah yang namanya politik. Ini politik," katanya.
"Mestinya kalau yang namanya ijazah asli itu kalau Ibu Rektor sudah menyampaikan, ijazahnya dikeluarkan oleh UGM, Bapak Dekan fakultas Kehutanan juga sudah menyampaikan bahwa ijazah ini asli, dan saya kuliah di situ, sudah. Sebetulnya sudah rampung itu," jelasnya.