
Presiden ke-7 Jokowi buka suara soal dirinya yang 2 kali dilaporkan ke polisi oleh ahli forensik digital Rismon Sianipar. Termasuk oleh sejumlah alumni UGM.
Pertama, Jokowi dilaporkan Rismon soal dugaan penyebaran informasi bohong terkait video dialog Jokowi dengan Kasmudjo saat reuni Fakultas Kehutanan UGM pada 2017 silam.
Kedua, Jokowi dan Rektor UGM Prof Ova Emilia dilaporkan atas dugaan skripsi palsu.
Eks Wali Kota Solo ini mengatakan, ada orang besar di balik laporan itu. Namun, ia enggan memberi tahu siapa sosok yang dimaksud.
“Ya kita hormati proses yang ada (dilaporkan Polda DIY). Yang satu belum selesai, sudah ngalor (kanan) yang satu belum selesai sudah ngidul (kiri) namanya ngalor-ngidul, tapi kita hormati proses hukum yang ada,” ujar Jokowi di kediaman, Solo, Jumat (25/7).
BACA JUGARismon Adukan Jokowi ke Polda DIY Terkait Dugaan Informasi Bohong
Jokowi dan Rektor UGM Dilaporkan ke Polda DIY Terkait Dugaan Skripsi Palsu
Jokowi menuturkan, ada agenda besar politik mengapa tudingan ijazah palsu terus disorot. Termasuk permintaan pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
“Kan saya sudah sampaikan, feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan Gibran. Artinya memang ada orang besar, ada yang mem-backup, dah itu saja,” kata dia.
Eks Gubernur Jakarta ini menuturkan, arah dari polemik ini untuk merusak reputasinya.
“Ya semua sudah tahu lah (arah ke mana). Semuanya tahu,” pungkasnya.

Polisi Masih Dalami
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan mengatakan, laporan terhadap Jokowi soal dugaan informasi palsu masih didalami.
"Bahwa benar Saudara Rismon Sianipar bersama pengacaranya mendatangi Polda DIY siang ini dan terkait surat pengaduannya telah diterima oleh piket Ditreskrimsus Polda DIY," kata Ihsan.
Begitu juga laporan soal skripsi palsu. Polisi masih menelusurinya.
"Benar Saudara Dr Rismon Hasiholan (Sianipar) telah mendatangi Polda DIY untuk membuat 1 Laporan Polisi terkait dugaan penipuan dan atau pemalsuan, untuk laporan tersebut diterima oleh Piket SPKT dan saat ini masih dalam tahap pendalaman," kata Ihsan.