
Seorang pria berusia 55 tahun mengalami pembengkakan menyakitkan pada jari tengah tangan kanan dan jempol kaki kanannya selama enam minggu. Bentuk jari kaki dan tangan yang membengkak berubah menjadi bulat dan menebal. Awalnya terlihat aneh, tapi ternyata itu adalah gejala langka dari kanker yang telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
Sebelum pembengkakan tersebut muncul, pria ini sudah didiagnosis mengidap kanker paru-paru jenis squamous-cell stadium lanjut yang telah menyebar (metastasis). Jenis kanker ini berasal dari sel-sel datar yang melapisi saluran udara paru-paru. Temuan kasus ini dipublikasikan dalam jurnal The New England Journal of Medicine pada 16 Juli 2025.
Setelah menyadari perubahan pada jarinya, pria ini segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Dokter menemukan ujung jari dan jempol yang terkena tampak merah, bengkak, dan terasa keras serta nyeri saat disentuh. Bahkan, di bagian jempol kakinya mulai terbentuk luka terbuka di dekat kuku.
Saat dilakukan pemindaian medis pada tangan dan kakinya, dokter menemukan adanya luka lisis tulang, yakni bagian tulang yang hancur dan menghilang, yang sepenuhnya menggantikan tulang asli di ujung jari tengah dan jempol kaki. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh proses penyakit serius seperti kanker.
Kanker yang menyebar ke tulang jari atau kaki bisa saja disalahartikan sebagai asam urat atau osteomielitis (infeksi tulang) karena gejalanya mirip: bengkak, merah, dan nyeri. Namun, pemindaian radiografi bisa membantu membedakannya dengan jelas.
Setelah menganalisis hasil pemindaian, pasien ini didiagnosis mengalami akrometastasis, jenis penyebaran kanker yang sangat langka ke bagian tubuh di bawah siku atau lutut. Menurut ulasan ilmiah tahun 2021, akrometastasis hanya terjadi pada sekitar 0,1 persen kasus kanker tulang.

Gejala ini paling sering ditemukan pada pasien yang sudah diketahui mengidap kanker, seperti pria dalam kasus ini. Namun dalam beberapa kasus, akrometastasis justru menjadi tanda awal kanker yang belum terdiagnosis sebelumnya. Jenis kanker yang paling sering memicu kondisi ini berasal dari paru-paru, saluran pencernaan, dan sistem urogenital.
Menurut studi, akrometastasis jauh lebih sering ditemukan pada laki-laki dibanding perempuan. Data dari sekitar 250 kasus antara tahun 1986 hingga 2020 menunjukkan bahwa tulang jari dan jempol lebih sering terdampak dibanding bagian tangan atau kaki lainnya.
Ketika kanker menyebar ke tulang, ia cenderung menyerang tulang yang kaya akan sumsum, seperti tulang panjang di lengan dan kaki, tulang rusuk, tulang belakang, dada, dan panggul. Sementara itu, tulang jari dan jempol memiliki sumsum yang jauh lebih sedikit dan juga menerima aliran darah yang lebih kecil, faktor yang mungkin menjelaskan kenapa kanker jarang menyebar ke bagian ini.
Sayangnya, karena akrometastasis biasanya muncul di tahap akhir kanker, prognosisnya sangat buruk. Rata-rata harapan hidup dari saat diagnosis hanya kurang dari enam bulan. Oleh karena itu, pengobatan biasanya berfokus untuk meredakan nyeri dan menjaga fungsi anggota tubuh, bukan menyembuhkan kanker.
Dalam kasus pria 55 tahun ini, dokter memberikan terapi radiasi paliatif, pengobatan yang bertujuan mengurangi gejala, bukan menyembuhkan.
Tragisnya, tiga minggu setelah diagnosis, pasien meninggal dunia akibat hiperkalsemia refrakter, yaitu kondisi di mana kadar kalsium dalam darah sangat tinggi dan tidak merespons pengobatan standar.