Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Lingkungan Hidup Hashim Djojohadikusumo bicara soal alasan di balik rampungnya perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Setelah melalui perundingan selama 10 tahun, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya menyepakati perjanjian dagang tersebut.
Hashim mengungkapkan, hal ini bisa terjadi lantaran Presiden Prabowo pemimpin yang mau berunding.
"Pak Prabowo sikapnya orang yang merangkul semua. Pak Prabowo sifatnya bukan konfrontatif. Pak Prabowo selalu cari solusi untuk kesepakatan," ujar Hashim usai agenda Breakfest Forum Kadin and Madef, di Gedung Madef, Paris, Senin (15/7).
Hashim menyebut, Ketua Umum Partai Gerindra itu merupakan orang yang bersedia untuk kompromi. Mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.
"Masih-masing harus kompromi. Pak Prabowo orang yang bersedia kompromi. Saya kira sikap kompromi, win-win. Kalau sudah ada kesepakatan, dua-duanya seneng," tuturnya.
"Jangan ada kesepakatan di mana satu puas, yang satu dendam. Harus merangkul. Kalau orang yang sakit hati tidak sakit dipaksakan untuk menerima, itu nanti dendam. Dendam itu selalu tidak baik," sambungnya.
Kendati begitu, Hashim menegaskan mandeknya kesepakatan dengan Uni Eropa ini bukan berarti karena pemimpin terdahulu tidak mampu berunding.
"Ini bukan kritik terhadap pendahulunya ya. Bukan ya. Masing-masing kan punya sikap, punya ada gaya management ya," jelasnya.
Kesepakatan IEU-CEPA terjadi dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belgia, untuk bertemu Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen pada Minggu (13/7).
“Hari ini kita telah mencapai suatu breakthrough. Setelah 10 tahun negosiasi, kita telah menyepakati untuk memiliki Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas. Kita telah mencapai banyak kesepakatan, di mana kita akan mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing, dan kami merasa ini bersifat saling menguntungkan secara simbiotik,” ujar Prabowo di Belgia, Minggu (13/7).
Prabowo yakin kemitraan antara Uni Eropa dan Indonesia dapat memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas ekonomi dan geopolitik global. Menurutnya, Eropa merupakan pemimpin dalam bidang sains, teknologi, dan keuangan. Sementara Indonesia memiliki sumber daya penting dan menjadi bagian besar dari ASEAN.