Aktor Denzel Washington. Dia bicara blak-blakan soal fenomena cancel culture hingga Oscar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena cancel culture menjadi salah satu isu hangat dalam beberapa tahun terakhir. Dianggap sebagai kekuatan yang mampu mengakhiri karier seseorang, banyak figur publik merasa khawatir dan takut untuk menyampaikan pendapat secara jujur di ruang publik.
Kekhawatiran ini muncul karena pandangan atau tindakan yang dianggap tidak sejalan dengan mayoritas dapat dengan cepat memicu gelombang kritik hingga berujung pada "pembatalan" atau kehilangan dukungan dari publik. Di tengah kekhawatiran yang meluas, aktor legendaris Denzel Washington justru menunjukkan pandangan yang sangat berbeda.
Dalam sebuah wawancara perihal film terbarunya, Highest 2 Lowest, ia secara tegas menyatakan ketidakpeduliannya terhadap fenomena cancel culture. Ketika ditanya tentang pendapatnya mengenai kehilangan dukungan publik, Washington justru balik bertanya, “Siapa yang peduli? Apa yang membuat dukungan publik sangat penting?" ujarnya dikutip dari Complex Pop.
Dia menekankan prinsip hidupnya tidak berlandaskan pada opini publik, melainkan pada keyakinan spiritual yang kuat. “Kamu enggak bisa memimpin dan mengikuti secara bersamaan. Aku enggak mengikuti siapa pun. Aku mengikuti Tuhan, bukan manusia. Aku percaya pada Tuhan. Aku punya harapan pada manusia, tapi coba lihat, tidak berjalan dengan dengan baik,” ujarnya.
Baginya, kunci untuk tidak terkena cancel culture adalah dengan tidak "ikut-ikutan" atau mengikuti arus yang ada. “Kamu tidak bisa di-cancel kalau kamu tidak ikut-ikutan. Jadi jangan ikut-ikutan,” kaya Washington.
Sikapnya yang tidak peduli terhadap popularitas dan pengakuan publik juga tercermin dari pandangannya tentang ajang penghargaan bergengsi seperti Oscar. Dilansir laman Variety pada Senin (18/8/2025), ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak berakting demi mendapatkan penghargaan.
“Aku tidak berakting untuk mendapatkan Oscar. Aku benar-benar tidak peduli dengan hal-hal seperti itu,” kata dia.
Baginya, ada waktu untuk menang dan ada waktu untuk kalah, dan itu adalah hal yang wajar dalam hidup. Dia percaya bahwa pengakuan sejati datang dari kekuatan yang lebih besar, bukan dari manusia. “Aku sudah lama menjalani ini semua. Ada kalanya aku menang padahal seharusnya nggak menang, ada juga saat aku enggak menang padahal harusnya menang. Penghargaan itu dikasih manusia. Tapi balasan sebenarnya datang dari Tuhan,” ujarnya.