Kemudian, harga minyak mentah turut mencatat kenaikan lebih dari 1 persen. Berbanding terbalik, harga CPO justru melemah tipis dengan penurunan lebih dari 1 persen, dan batu bara berada di harga stabil seperti hari sebelumnya.
Harga minyak ditutup menguat pada Rabu (27/8) setelah data menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan, sementara investor juga mencermati potensi dampak dari tarif baru AS terhadap India.
Kontrak berjangka Brent naik 83 sen atau 1,2 persen menjadi USD 68,05 per barel. Sementara itu, kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat 90 sen atau 1,4 persen menjadi USD 64,15 per barel. Kedua kontrak tersebut sebelumnya anjlok lebih dari 2 persen pada Selasa (26/8).
Administrasi Informasi Energi (EIA) AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 2,4 juta barel menjadi 418,3 juta barel pada pekan lalu. Angka ini lebih besar dibanding ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 1,9 juta barel.
Harga batu bara terpantau stabil pada penutupan perdagangan Rabu. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga batu bara stabil 0,23 persen, berada di posisi USD 111,55 per ton.
Adapun harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) melemah pada penutupan perdagangan Selasa. Harga CPO berdasarkan situs Barchart turun 1,08 persen menjadi MYR 4.403 per ton.
Harga nikel terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) melesat 1,23 persen menjadi USD 15.285 per ton.
Kemudian, harga timah pun ikut mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga timah berdasarkan situs London Metal Exchange (LME) menguat 1,04 persen dan menetap di USD 34.553 per ton.