Lampung Geh, Bandar Lampung - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mendorong penguatan pendidikan vokasi sebagai elemen kunci dalam percepatan pembangunan daerah.
Hal itu ia sampaikan dalam Dialog Kebangsaan bersama civitas akademika Politeknik Negeri Lampung (Polinela), di Kampus Polinela, pada Selasa (22/7).
Dalam forum tersebut, Gubernur Mirza menyampaikan Tiga Cita Pembangunan Lampung sebagai kerangka strategis pembangunan daerah.
Ketiganya meliputi, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mandiri dan inovatif, penguatan SDM unggul dan produktif, serta peningkatan kehidupan masyarakat yang beradab, berkeadilan, dan tata kelola yang efektif dan berintegritas.
"Pendidikan vokasi adalah jalur cepat membentuk masyarakat yang produktif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Kita perlu mencetak lulusan yang bukan hanya siap kerja, tapi juga siap memimpin dan berkontribusi nyata," ujar Gubernur Mirza.
Gubernur Mirza juga memaparkan sejumlah strategi konkret, antara lain modernisasi sektor primer, peningkatan infrastruktur dan hilirisasi produk lokal, pengembangan energi terbarukan, serta penguatan sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan baru.
“Polinela adalah pabrik ide dan laboratorium inovasi. Sinergi dengan kampus vokasi seperti ini penting untuk memastikan kebijakan pembangunan selaras dengan kebutuhan lapangan,” kata Mirza.
Gubernur Mirza juga menegaskan pentingnya penyelarasan antara kebijakan nasional dan kebutuhan daerah.
“Banyak kebijakan pusat seperti hilirisasi dan digitalisasi ekonomi yang bisa disinergikan dengan potensi daerah. Tapi daerah harus punya SDM yang siap menjawab peluang itu,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Polinela Prof. Sarono menyambut baik kunjungan tersebut dan menegaskan kesiapan Polinela untuk berkontribusi aktif dalam arah pembangunan Provinsi Lampung.
"Polinela memiliki 35 program studi, satu program magister, dan sedang menyiapkan program doktor. Semua ini kami arahkan untuk mendukung potensi lokal, terutama bidang pertanian, teknologi, dan rekayasa," jelas Prof. Sarono.
Menurutnya, pendidikan vokasi harus menjadi pilar utama pembangunan daerah, bukan sekadar pelengkap.
“Vokasi harus menjadi pilar utama pembangunan. Kami berharap ada sinergi yang berkelanjutan dengan pemerintah daerah untuk menciptakan ekosistem pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan keterampilan,” pungkasnya. (Cha/Put)