Belajar dari Inggris dan AS, Indonesia Dinilai Perlu Bentuk Komando Siber Terpadu

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Utama Politik Keamanan LAB 45, Christian Guntur Lebang, menilai Indonesia mendesak untuk segera membentuk Komando Siber Terpadu guna menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks. Ia menegaskan, langkah ini penting agar kekuatan siber nasional memiliki struktur komando yang jelas dan terintegrasi, sebagaimana yang telah diterapkan di Inggris dan Amerika Serikat.

“Di Inggris ada National Cyber Force, sementara Amerika memiliki U.S. Cyber Command. Keduanya menggabungkan kekuatan militer dan intelijen siber dalam satu komando yang terkoordinasi,” ujar Guntur dalam Seminar Nasional bertajuk Evolusi Doktrin Pertahanan dan Peperangan Siber TNI di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Menurut Guntur, Indonesia hingga kini belum memiliki struktur serupa. Satuan Siber TNI (Satsiber) masih dipimpin oleh perwira tinggi bintang satu, Brigjen TNI J.O. Sembiring. Padahal, ancaman siber sudah menjadi bagian dari dinamika pertahanan modern yang seharusnya mendapat perhatian setara dengan satuan tempur konvensional.

“Ketika Kopassus, Marinir, dan Kopasgat dinaikkan statusnya menjadi bintang tiga, Satsiber justru belum mendapat penguatan serupa. Ini menunjukkan ancaman digital belum dianggap setara dengan ancaman fisik,” ucapnya.

Ia menambahkan, tanpa jenjang karier yang jelas dan struktur organisasi yang kuat, TNI berisiko kehilangan talenta terbaik di bidang siber. “Banyak perwira muda yang memiliki minat dan kompetensi di bidang siber, tetapi tidak melihat jalur karier yang pasti. Akibatnya, mereka lebih memilih berkarier di sektor swasta,” kata Guntur.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti belum adanya regulasi nasional yang secara tegas membagi peran dan kewenangan antar lembaga siber seperti TNI, BSSN, Polri, BIN, serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Kondisi ini dinilai berpotensi menimbulkan tumpang tindih dan kebingungan dalam koordinasi.

“Harus ada regulasi yang membagi peran secara tegas. Intelijen milik siapa, pertahanan milik siapa, dan sampai sejauh mana batasnya. Kalau tidak, koordinasi akan terus menjadi masalah,” tuturnya.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto baru saja menetapkan peningkatan status tiga satuan elite TNI menjadi bintang tiga melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 84 Tahun 2025. Ketiga satuan tersebut adalah Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Korps Marinir, dan Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), yang kini dipimpin jenderal bintang tiga dengan sebutan “Panglima”.

Namun, kebijakan tersebut belum menyentuh satuan strategis siber yang semakin vital dalam menghadapi ancaman non-konvensional. “Jika kita ingin serius membangun pertahanan digital, maka Satsiber harus diberi tempat yang setara dan strategis,” pungkas Guntur.

Read Entire Article