Ramai dibicarakan Gunung Batu di Lembang, Bandung Barat, mengalami peningkatan ketinggian akibat pergeseran Sesar Lembang. Bagaimana duduk perkaranya?
Peneliti BRIN Mudrik Rahmawan Daryono menjelaskan, sebenarnya yang terjadi adalah bukan kenaikan dari morfologi Gunung Batu. Namun pergerakan Sesar Lembang yang diakibatkan gempa sejak lama di kawasan tersebut.
"Secara keseluruhan pergeseran Sesar Lembang ketemu pergeseran mengiri (bergeser ke sebelah kiri) sebesar 120 meter, dan juga yang paling besar itu 460 meter ke kiri juga. Kemudian beda tingginya yang menyebabkan naiknya sisi utara dan selatan Sesar Lembang sampai 100 meter," kata Mudrik kepada kumparan, Rabu (27/8).
Posisi Gunung Batu berada di KM 16 Sesar Lembang. Ia membentang sepanjang 29 km.
Ia menegaskan, gempa yang terjadi di area tersebut membuat morfologi Sesar Lembang berubah. Tidak bisa dijelaskan rinci perbedaan tahun dari kapan sampai kapan.
Menurut Mudrik, perbedaan yang terjadi terlihat hingga 40 cm. "Jadi beda tingginya sisi selatan dan utara naik sedikit demi sedikit sampai 100 meter. Naiknya itu event gempa 40 cm, 40 cm itu menjadi acuan besar magnitudo gempanya berapa besarnya.
"Itu diukur paleosesimologi beda 40 cm ini. 40 cm ini magnitudo gempanya 6,5 sampai 7 magnitudo," jelas dia.
Dari besaran pergeseran ini, hanya bisa dihipotesakan umur batuan di sekitar Gunung Batu 22 ribu sampai 40 ribu tahun. Sementara kecepatan pergeseran Sesar Lambang atau slip rate itu 1,9 sampai 3,45 milimeter per tahun.
"Proses bertahap sedikit demi sedikit tiap ada gempa bumi, sampai ke pergesaran paling besar itu. Aktivitasnya yang banyak, seismisitas itu dicatat BMKG. Ada gempa bumi kecil 1,9 terus terusan terjadi di Pasirlangu Karyamukti, itu bagian Sesar Lembang sebelah barat KM 6," ungkap dia.
Dari plang yang terpasang di puncak Gunung Batu, tertera keterangan bahwa Gunung Batu terbentuk akibat membekunya magma yang menerobos daratan (Intrusi) sekitar 510.000 tahun lalu. Di jalur ini memang terdapat alat pendeteksi aktivitas Sesar Lembang yang terus diteliti peneliti.
Belakangan aktivitas Sesar Lembang meningkat. BMKG mencatat ada gempa gempa kecil terjadi sejak akhir Juli.
Hasil monitoring BMKG, sejak 24 Juli 2025 Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, khususnya Segmen Cimeta (barat) yang dirasakan warga: (1) M1,8 - 24 Juli 2025 (2) M2,1 - 28 Juli 2025 (3) M1,9 - 14 Agus. 2025 dan (4) M1,8 - 15 Agus. 2025.