
FLU Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
Penyakit ini disebabkan virus dari kelompok enterovirus, terutama coxsackievirus A16 dan Enterovirus 71 (HEV 71).
Penularannya sangat mudah, melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita.
Gejala awal flu singapura mirip seperti flu biasa. Penderitanya mengalami demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
Beberapa hari setelahnya, muncul ruam di telapak tangan, kaki, dan sariawan di mulut. Pada orang dewasa, gejala bisa lebih parah dan menyebar ke area tubuh lain.
Kompilikasi Flu Singapura
Flu Singapura memang bisa sembuh sendiri dalam waktu dua minggu. Namun, pada kondisi tertentu, infeksi ini dapat memicu komplikasi serius.
Berikut beberapa komplikasi flu Singapura yang perlu diwaspadai, dikutip dari Klikdokter.
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah komplikasi umum yang terjadi, terutama pada anak-anak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sariawan karena infeksi membuat anak sulit makan dan minum.
Tanda-tandanya meliputi banyak mengiler dan hanya ingin minuman dingin. Anak juga cenderung enggan makan, sehingga asupan cairan jadi berkurang.
Jika tidak ditangani, anak bisa mengalami dehidrasi. Kondisi ini dapat memicu lemas, pusing, bahkan gangguan elektrolit.
2. Kuku Tangan dan Kaki Bisa Lepas
Virus HEV 71 menjadi penyebab utama komplikasi berat pada penderita Flu Singapura. Virus ini bisa sebabkan kuku lepas beberapa pekan setelah infeksi.
Meski penyebab dari kondisi tersebut belum diketahui, tetapi kondisi ini tergolong tidak berbahaya.
Penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menyebut kondisi ini bukan akibat langsung dari flu Singapura. Namun, kondisi ini tetap membuat penderita merasa tidak nyaman.
3. Meningitis
Kompilikasi serius lainnya yang disebabkan oleh virus HEV 71 adalah meningitis. Kondisi dimana peradangan terjadi di meningen, lapisan pelindung otak dan sumsum tulang belakang.
Virus menyebar lewat darah lalu menyerang sistem saraf pusat. Gejalanya meliputi sakit kepala berat, demam tinggi, hingga leher kaku
Meningitis bisa membuat penderita flu Singapura dirawat intensif di Rumah Sakit. Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
4. Ensefalitis dan Kelumpuhan
Infeksi virus HEV 71 juga bisa sebabkan ensefalitis, yaitu radang pada jaringan otak. Kondisi ini terjadi karena virus menyerang otak secara langsung.
Saat jaringan otak meradang, fungsi saraf terganggu. Akibatnya, penderita flu singapura bisa alami kejang-kejang, penurunan kesadaran, atau kelumpuhan.
Meski begitu, komplikasi ensefalitis dan kelumpuhan tergolong langka.Namun tetap perlu diwaspadai sejak awal.
5. Gangguan pada Kehamilan
Flu Singapura juga bisa menyerang ibu hamil. CDC menduga virus ini dapat memengaruhi kondisi sang janin.
Ibu hamil sebaiknya segera berobat jika mengalami gejala flu Singapura. Penanganan cepat membantu mencegah risiko pada kehamilan.
Flu Singapura mudah menular ke orang lain.
Penularan paling tinggi terjadi dalam tujuh hari pertama infeksi.
Jika Anda terkena flu Singapura, lakukan langkah pencegahan. Gunakan masker, jaga kebersihan, dan hindari kontak dekat dengan orang lain.
Meski sering dianggap ringan, flu Singapura bisa berbahaya pada dewasa. Kewaspadaan dan penanganan cepat adalah kunci utama untuk mencegah komplikasi. (alodokter, klikdokter.com/Z-10)