Poster film Legenda Kelam Malin Kundang. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop mulai 27 November 2025, diantaranya dibintangi oleh Rio Dewanto, Faradina Mufti, dan Vonny Anggraini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cerita rakyat legendaris Malin Kundang diangkat ke layar lebar dengan sentuhan modern dan misteri. Film berjudul Legenda Kelam Malin Kundang ini merupakan produksi dari Come and See Pictures, rumah produksi yang membuat film-film seperti Siksa Kubur (2024) dan Pengepungan di Bukit Duri (2025).
Film ini dijadwalkan tayang di bioskop mulai 27 November 2025, diantaranya dibintangi oleh Rio Dewanto, Faradina Mufti, dan Vonny Anggraini. Film Legenda Kelam Malin Kundang menjadi debut film panjang bagi dua sutradara muda, Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo. Skenarionya ditulis oleh Joko Anwar, Aline Djayasukmana, dan Rafki Hidayat.
Dalam official teaser trailer yang sudah dirilis, kisah dimulai dengan seorang anak (diperankan oleh Sulthan Hamonangan) yang meninggalkan ibunya untuk merantau ke kota, dengan janji akan menjemputnya kelak. Janji itu seolah terlupakan saat sang anak tumbuh dewasa (diperankan oleh Rio Dewanto) dan hidup harmonis dengan keluarga kecilnya. Namun, ketenangan hidupnya terusik saat seorang perempuan yang mengaku sebagai ibunya tiba-tiba muncul.
Dialog ikonik dalam trailer, “Ini ibu kamu,” kata istrinya.
“Tapi aku sama sekali enggak ingat muka ibuku bagaimana..,” kata laki-laki itu, memberikan nuansa tegang yang memancing rasa penasaran.
Dengan scoring yang mendebarkan, trailer tersebut juga menampilkan Rio Dewanto yang sedang menyusun rencana, menelusuri sudut-sudut tersembunyi Jakarta, dan menguraikan kode-kode rahasia dalam catatannya. Film ini diproduseri oleh Joko Anwar dan Tia Hasibuan, dan dikerjakan oleh tim yang sama di balik film Pengabdi Setan.
Menurut Joko Anwar, tujuan di balik adaptasi modern ini adalah untuk menyegarkan kembali ingatan masyarakat. "Kami ingin menyegarkan kembali ingatan masyarakat tentang kisah-kisah legenda yang sangat dekat dengan masyarakat. Adaptasi ini kami harap bisa membuat cerita rakyat tetap hidup dan relevan bagi orang Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Kamis (28/8/2025).
Ia mengtakan pendekatan ini bertujuan agar kisah-kisah tradisional tidak hanya menjadi arsip, tetapi juga tetap bisa dinikmati dan dipahami oleh generasi muda. Film ini diproduksi oleh Come and See Pictures bekerja sama dengan Rapi Films dan Legacy Pictures, serta melibatkan Barunson E&A sebagai agen penjualan di seluruh dunia. Barunson E&A merupakan rumah produksi yang menggarap film Parasite.