Esensi Puasa dalam Kajian Fiqih 4 Mazhab tentang Hukum, Jenis, dan Manfaatnya

7 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Image muhammad syauqi asy syadzili

Agama | 2025-08-01 20:13:10

Esensi Puasa dalam Kajian Fiqih 4 Mazhab tentang Hukum, Jenis, dan Manfaatnya

Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Qiraah dan Ibadah Dosen Pengampu: Fitriana, M.A, M.Ed, Ph.D.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11:

Moch Afrizal Fahriansyah Azis (12403031020024)

M.Syauqi Hasby Asy Syadzili (12403031040115)

M.Nabil Syabani (12403031050177)

Puasa merupakan salah satu ibadah utama dalam Islam yang memiliki dimensi hukum, spiritual, dan sosial. Kajian fiqih terhadap puasa dalam empat mazhab utama—Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali—menunjukkan adanya kesepakatan dan perbedaan dalam hal hukum, jenis, dan manfaat puasa. Keempat mazhab sepakat bahwa puasa Ramadan adalah wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat, berdasar QS. Al-Baqarah: 183. Namun, terdapat variasi teknis seperti ketentuan niat dan hal-hal yang membatalkan puasa. Mazhab Hanafi dan Hanbali mensyaratkan niat sebagai syarat sah puasa, sementara Syafi’i menetapkan niat sebagai rukun yang harus dilakukan sebelum fajar, dan Maliki membolehkan niat hingga sepanjang malam sebelum fajar.

Dari sisi jenisnya, puasa dalam Islam terbagi menjadi puasa wajib (Ramadan, nazar, qadha, dan kafarat), puasa sunnah (Senin-Kamis, Arafah, Daud, dan lainnya), puasa makruh (seperti puasa Jumat saja), dan puasa haram (pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha). Masing-masing mazhab memberikan klasifikasi dan penjelasan pelaksanaan yang rinci sesuai dalil Al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama klasik.

Manfaat puasa dilihat tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menyangkut penguatan spiritual (mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan ketakwaan, melatih pengendalian diri), manfaat sosial (melatih empati terhadap kaum kurang mampu, memperkuat solidaritas sosial), serta manfaat kesehatan (detoksifikasi tubuh, mengontrol berat badan, menjaga kesehatan jantung dan metabolisme). Rasulullah SAW menegaskan keistimewaan puasa sebagai ibadah yang penuh dengan pahala dan hikmah, serta diyakini membuka pintu surga khusus bagi golongan yang berpuasa.

Secara keseluruhan, pemahaman mendalam atas esensi puasa dalam perspektif fiqih empat mazhab dapat membimbing umat Islam untuk melaksanakan ibadah ini dengan benar, sadar, dan penuh keikhlasan, sehingga puasa menjadi sarana utama pembentukan pribadi yang bertakwa, berkarakter, dan beriman kokoh baik secara lahiriah maupun batiniah

Kata kunci : Puasa, Fiqih, Empat Mazhab, Hukum Puasa, Manfaat Puasa

Puasa dalam Islam bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah ibadah yang mengandung makna spiritual dan sosial yang mendalam. Allah SWT memerintahkan puasa sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang baligh dan berakal. Dalam kajian fiqih, puasa memiliki hukum yang jelas, jenis-jenis yang beragam, serta manfaat yang luas bagi individu dan masyarakat. Keempat mazhab utama dalam Islam Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali memberikan penafsiran dan penjelasan yang rinci terkait aspek-aspek tersebut. Artikel ini akan menguraikan esensi puasa dari sudut pandang keempat mazhab tersebut, dengan fokus pada hukum, jenis, dan manfaat puasa.

Landasan Hukum Puasa dalam Al-Qur’an dan Hadis

Puasa Ramadhan diwajibkan berdasarkan firman Allah SWT:

اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١٨٣

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)[1].

Selain itu, banyak hadis yang menegaskan keutamaan dan kewajiban puasa, di antaranya:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِ

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim).

 Hukum Puasa Menurut Imam Hanafi

Puasa menurut mazhab Hanafi adalah ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Puasa wajib terutama adalah puasa Ramadan yang diwajibkan bagi orang yang baligh, berakal, sehat, dan mampu berpuasa tanpa ada halangan yang dibenarkan syariat. Dalam mazhab Hanafi, puasa memiliki karakteristik dan syarat yang rinci, terutama terkait dengan niat dan hal-hal yang membatalkan puasa.

1. Status Hukum Puasa

Menurut Imam Hanafi, puasa Ramadan wajib atas setiap Muslim yang memenuhi syarat berdasarkan dalil:

اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١٨٣

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Dalam kitab-kitab fiqih Hanafi disebutkan bahwa puasa wajib ini bersifat fardhu ‘ain (kewajiban pribadi) yang tidak boleh ditinggalkan kecuali karena uzur syar’i (seperti sakit dan safar).

2. Syarat Sah Puasa

Mazhab Hanafi menetapkan syarat sah puasa yang harus dipenuhi agar puasa dianggap valid, antara lain:

· Beragama Islam

· Baligh (sudah dewasa) dan berakal sehat

· Suci dari haid dan nifas bagi wanita selama puasa

· Mampu berpuasa tanpa ada uzur yang membolehkannya berbuka

· Niat puasa (niat dianggap sebagai syarat sah, bukan rukun)

Niat puasa menurut Hanafi adalah kesengajaan atau kehendak dalam hati untuk menjalankan ibadah puasa pada hari tertentu. Niat ini boleh dilakukan kapan saja pada hari tersebut, yaitu dari waktu terbit fajar sampai tengah hari (zawal). Jika seseorang lupa berniat dan hanya menahan lapar dan haus tanpa niat, maka puasanya dianggap tidak sah dan wajib menggantinya (qadha). Namun, tidak wajib membayar kafarat dalam kasus ini.

3. Waktu Niat

Salah satu perbedaan khas mazhab Hanafi dengan mazhab lain adalah tentang waktu niat. Dalam mazhab Hanafi, niat puasa bisa dilakukan kapan saja pada hari itu sebelum masuk waktu dzuhur (pertengahan siang):

· Ini berarti seseorang masih boleh berniat berpuasa di siang hari selama belum melewati pertengahan waktu siang.

· Jika tidak berniat sama sekali, puasa tersebut dianggap tidak sah, meskipun secara lahiriah orang tersebut menahan makan dan minum.

Sedangkan mazhab lain, seperti Syafi’i, mewajibkan niat dilakukan sebelum fajar.

4. Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Mazhab Hanafi sejalan dengan mazhab lainnya mengenai hal-hal yang membatalkan puasa, antara lain:

· Makan dan minum secara sengaja

· Muntah dengan sengaja

· Hubungan suami istri di siang hari puasa

· Haid dan nifas yang datang selama puasa

· Keluar air mani karena sengaja (mencapai syahwat)

· Memasukkan sesuatu ke dalam rongga tubuh yang melalui jalan terbuka (terutama ke perut atau kepala)

5. Kewajiban Mengqadha dan Kafarat

Jika ...

Read Entire Article