Kesadaran untuk mengatur uang dengan baik mulai menjamur di masyarakat, terutama di kalangan pekerja yang menerima gaji setiap bulannya. Terbukti dari masifnya peredaran konten tentang tips keuangan di media sosial, mulai dari menabung hingga cara budgeting yang benar.
Salah satu metode budgeting yang disarankan banyak orang adalah 50-30-20. Dikutip dari laman UNFCU, metode 50-30-20 berarti mengalokasikan 50% gaji untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan.
Metode ini populer karena mudah untuk diikuti orang yang masih awam dalam pengaturan keuangan. Namun, efektifkah metode 50-30-20 untuk semua orang? Yuk, simak pendapat teman kumparan di bawah ini.
Metode 50-30-20 untuk Budgeting Gaji Menurut teman kumparan
Meskipun metode 50-30-20 sangat simpel, tapi ternyata nggak semua orang merasa cocok dengan cara budgeting ini. Salah satu yang berpikir demikian adalah teman kumparan Setia.
Bagi Setia, metode 50-30-20 kurang cocok untuk dirinya yang ingin menabung dengan persentase lebih banyak. Alhasil, ia melakukan sedikit modifikasi dengan menerapkan metode 50-25-25.
“Setelah dihitung-hitung kayak itu (50-25-25) tuh sesuai dengan planning aku ke depannya gimana, keuangannya mau dibawa kemana dan untuk apa, kayak gitu sih,” ucap Setia.
Member teman kumparan Imah juga merasa kurang cocok dengan metode 50-30-20 karena profesinya sebagai freelance. Pemasukan yang nggak pasti membuatnya lebih ketat dalam mengatur keuangan.
Baginya, mengatur keuangan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Walaupun metode 50-30-20 direkomendasikan banyak orang, tapi kalau terasa nggak cocok untukmu, sebaiknya cari metode lain aja.
Imah sendiri selalu memprioritaskan pemenuhan kebutuhannya terlebih dahulu. Jika ada sisa dari pengeluaran tersebut, barulah uang tersebut ditabung atau dimasukkan ke dana darurat.
“Paling aku kayak lihat kebutuhan aku, pengeluaran aku yang penting yang mana, baru kalau ada sisanya, aku tabung atau masukin ke dana darurat,” kata Imah.
Tak jauh berbeda, Pita juga menerapkan metode budgeting sendiri yang lebih cocok dengan dengan kebutuhannya. Ia lebih banyak mengalokasikan uang untuk asuransi, dana darurat, dan tabungan.
“Kalau aku dari awal pendapatan aku turun (cair), aku udah planning uang yang m...