
Hi!Pontianak - Pemerintah Kecamatan Sekadau Hulu bersama Polres Sekadau menggelar coffee morning, pada Kamis, 26 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mendukung program ketahanan pangan, khususnya peningkatan produksi jagung.
Plt Camat Sekadau Hulu, Fransisco Wardianus, mengatakan coffee morning ini merupakan bagian dari silaturahmi sekaligus wujud komitmen pihak kecamatan dalam mendukung program-program pemerintah, khususnya ketahanan pangan. Menurutnya, pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak agar tujuan besar pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan dapat tercapai.
"Sejak diluncurkannya program ketahanan pangan, kami sudah mendorong 15 desa untuk berpartisipasi aktif untuk mengembangkan potensi pertanian lokal, seperti jagung dan komoditas pangan lainnya," ujarnya.
Selain itu, ia menekankan peran sektor swasta sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlanjutan program ini. Bentuk dukungan bisa berupa penyediaan bibit unggul, pendampingan teknis, hingga akses pemasaran hasil panen.
"Kami berharap ada sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan swasta agar dampak program ini lebih terasa luas," ucapnya.

Kapolres Sekadau, AKBP Donny Molino Manoppo, mengatakan Polres Sekadau memiliki target lahan tanam jagung seluas kurang lebih 500 hektare. Tercatat, hingga Juni luasan lahan jagung Polres Sekadau telah mencapai 160 hektare.
"Upaya untuk mencapai target tersebut, salah satunya kita duduk bersama dengan Kepala Dinas Pertanian, Camat Sekadau Hulu, dan Kepala Desa, bersama-sama mendorong program ketahanan pangan ini," ungkapnya.
"Kalau misalnya kita berasumsi 1 desa, 1 hektare, kita memiliki 94 desa. Ini bukan hal yang susah, insyaallah bisa tercapai. Saya yakin dari pemda pasti mendukung," timpalnya.
Donny juga meminta masyarakat untuk tidak ragu lagi menanam jagung. Apalagi, kini Polres Sekadau, Pemda, dan CU Keling Kumang telah menjalin kerja sama (hilirisasi).
"Masyarakat bisa menjual hasil panennya ke CU Keling Kumang. Nah, ini salah satu upaya kami untuk meminimalisir permainan harga di tengkulak," jelasnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Kabupaten Sekadau, Sandae, menegaskan pentingnya perlindungan bagi petani dari risiko kegagalan panen, khususnya akibat faktor alam. Menurutnya, kegagalan di sektor pertanian tidak hanya disebabkan oleh kesalahan teknis atau manusia, namun justru lebih sering dipengaruhi oleh kondisi alam yang tidak bisa diprediksi, seperti banjir atau cuaca ekstrem.
“Bisa saja (kita bentuk tim) khusus karena kegagalan ini tidak hanya satu faktor. Justru yang lebih besar itu faktor alam,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya keterlibatan petani dalam kelompok tani agar dapat didaftarkan dalam program asuransi pertanian. "Pengalaman kita beberapa tahun lalu banyak petani gagal panen karena banjir besar," pungkasnya.