Din Syamsuddin: Serangan AS ke Iran Berpotensi Sulut Perang Dunia III

Din Syamsuddin. Foto: Dok. Muhammadiyah

Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta, Prof Din Syamsuddin, mengomentari serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran. Ia menilai serangan tersebut dapat menyulut Perang Dunia III.

AS sebelumnya bergabung dengan Israel untuk menyerang Iran. Tiga situs nuklir Iran dibom oleh AS pada Sabtu (21/6) malam.

"Serangan Amerika Serikat terhadap Iran potensial menyulut Perang Dunia Ketiga. Amerika Serikat tentu tidak mudah menaklukkan Iran yang cukup memiliki senjata canggih berupa rudal bahkan rudal balistik, maka dia akan meminta bantuan sekutu-sekutunya seperti Inggris, Prancis, dan negara-negara Arab tertentu," kata Din dalam keterangan yang diterima kumparan, Senin (23/6).

Begitu juga dengan Iran, menurut Din, beberapa negara seperti Rusia, China dan Pakistan akan mendukung Iran untuk melawan arogansi AS. "Inilah awal malapetaka dunia baru," ujar mantan Ketum PP Muhammadiyah itu.

Sementara untuk negara-negara muslim, Din menduga akan bersimpati kepada Iran atau paling tidak akan netral. Ia menyinggung pernyataan Raja Salman yang bilang akan bersimpati kepada Iran sebagai sesama negara muslim, bila AS ikut menyerang negara itu.

"Jika sikap ini benar maka besar kemungkinan negara-negara Arab akan mendukung Iran. Apalagi, jika yang terjadi adalah Perang Dunia Ketiga yang episentrumnya adalah Kawasan Timur Tengah negara-negara Arab merupakan pihak yang paling terkena dampaknya. Jika Selat Hormuz membara atau ditutup, tak pelak lagi harga minyak dunia akan naik, dan berakibat pada resesi global," tuturnya.

Menurut mantan Ketum MUI itu Dunia Arab memang paling berdampak jika perang dunia maupun perang kawasan terjadi. Maka itu ia menyerukan Dunia Islam untuk bersatu menegakkan keadilan untuk mewujudkan perdamaian dunia sejati.

"Dunia Islam mutlak perlu bersatu. Kesampingkan perbedaan madzhab dan aliran teologis, khususnya antara Sunni dan Syiah. Pihak lain pasti akan memprovokasi perbedaan tersebut melalui perang perwakilan (proxy war) yang selama ini dilakukan Amerika Serikat di Timur Tengah," ujar Din.

"Kini, Amerika Serikat sendiri terlibat untuk membantu Israel yang terdesak dengan mengerahkan kapal-kapal induk dan persenjataan militernya ke kawasan Timur Tengah. Saatnya keadilan ditegakkan. Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kebenaran," pungkasnya.