Perbanas: Bank Butuh Perlindungan Aturan untuk Menutup Rekening Terindikasi Judol

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memberantas kejahatan keuangan digital, termasuk praktik judi online (judol) yang kian marak. Namun demikian, menurut Perbanas, perbankan membutuhkan landasan hukum yang kuat agar dapat proaktif mendeteksi dan menindak transaksi mencurigakan tanpa khawatir terhadap potensi gugatan hukum.

Ketua Bidang Hukum dan Kepatuhan Perbanas, Fransiska Oei, menyatakan bahwa saat ini bank memiliki keterbatasan dalam melakukan investigasi mandiri terhadap rekening yang diduga digunakan untuk transaksi ilegal. Tanpa adanya payung aturan, upaya perbankan untuk secara aktif memblokir atau menutup rekening bisa berisiko hukum.

"Contoh di kami, perlu ada payung hukum karena bank tidak harus selalu pasif menunggu arahan dari OJK, PPATK, atau Kominfo. Bank bisa melakukan investigasi sendiri, memblokir, atau menutup rekening yang terindikasi digunakan untuk judol, tapi kami butuh perlindungan hukum agar tidak digugat nasabah," ujar Fransiska dalam acara Katadata Policy Dialogue: Strategi Nasional Memerangi Kejahatan Finansial, di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Selain itu, ia juga menyoroti tantangan dalam pengumpulan data pendukung untuk investigasi, terutama ketika pelaku bukan merupakan nasabah langsung dari bank tersebut. Dalam praktiknya, bank kerap bekerja sama dengan agregator, perusahaan switching, atau fintech untuk memperoleh data tambahan. Hal ini menimbulkan isu perlindungan data pribadi yang juga perlu diseimbangkan dengan prinsip kehati-hatian perbankan.

Fransiska yang juga menjabat Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk menambahkan, perbankan telah mengembangkan berbagai mekanisme mitigasi risiko kejahatan keuangan. Salah satunya adalah dengan memperkuat edukasi kepada masyarakat, nasabah, serta karyawan internal mengenai modus-modus baru seperti rekening take over atau jual beli rekening.

“Sekarang yang sedang marak itu adalah rekening take over. Banyak orang tidak sadar bahwa rekeningnya sudah dibeli dan digunakan untuk aktivitas ilegal,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, bank telah menerapkan proses Customer Due Diligence (CDD) dan Enhanced Due Diligence (EDD) termasuk verifikasi ke data Dukcapil. Namun, tantangan tetap muncul, seperti ditemukannya data palsu atau identitas fiktif yang digunakan dalam pembukaan rekening.

Lebih jauh, Fransiska menekankan pentingnya literasi digital di wilayah pelosok. Ia mencontohkan, di kota besar masyarakat mungkin sudah memahami bahwa judi online adalah tindakan ilegal, namun di daerah terpencil masih dibutuhkan edukasi tambahan, termasuk melalui pendekatan berbasis keagamaan.

“Kita juga bisa libatkan tokoh agama. Kadang masyarakat lebih takut pada larangan agama dibanding takut masuk penjara,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rizal Ramadhani, mencatat bahwa kejahatan finansial digital semakin kompleks dan menyebabkan kerugian yang signifikan.

Berdasarkan data OJK per Juni 2025, total kerugian masyarakat akibat penipuan online mencapai Rp4,1 triliun. Dari jumlah tersebut, dana yang berhasil diblokir hanya sekitar Rp348,3 miliar.

“Setiap harinya ada sekitar 822 laporan masuk. Dalam sebulan bisa mencapai lebih dari 26 ribu laporan,” kata Rizal.

Menurut Rizal, modus kejahatan kini tak lagi terbatas pada panggilan telepon atau SMS, tetapi sudah menyusup ke berbagai platform digital seperti WhatsApp, media sosial, dan aplikasi lain. Pelaku pun tidak hanya menjadikan bank sebagai sasaran, tapi juga memanfaatkan sistem perbankan sebagai sarana melakukan kejahatan.

Dalam konteks itu, Rizal menegaskan pentingnya sinergi antara regulator, kementerian, asosiasi industri, serta pelaku usaha untuk memperkuat sistem perlindungan terhadap konsumen dan menjaga integritas sektor keuangan nasional.

Read Entire Article