
Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) mendorong agar industri halal di Indonesia bisa berkembang lebih besar dan mampu bersaing di pasar global.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan ingin membantu pelaku usaha halal Indonesia untuk bisa menembus pasar internasional, khususnya negara-negara dengan tingkat pendapatan tinggi.
"Salah satunya, pengin ini cita-cita juga ya, saya pengin banget bahwa pemain-pemain bisnis halal baik dari sisi bisnis food, beauty, for the business of beauty, the business of health, dan syariah atau halal business bisa menjadi perusahaan global," ujar Pandu dalam acara BSI International Expo 2025 di JCC Jakarta, Kamis (26/6).
Menurut Pandu, peluang itu sangat besar. Terlebih, negara tetangga seperti Malaysia sudah lebih dulu memanfaatkan potensi bisnis halal untuk pasar global.
"Karena dari sisi GDP per kapita, dan mereka sangat suka yang sekarang adalah negara jiran, negara Malaysia yang actually capitalizing on this," tambahnya.
Pandu menilai Indonesia sebenarnya memiliki keunggulan dari sisi kreativitas, terutama pada produk kecantikan, makanan, dan kesehatan yang berbasis halal.
Dilanjut Pandu, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah membantu perusahaan-perusahaan terdepan di Indonesia untuk masuk ke pasar luar negeri, khususnya ke negara dengan daya beli tinggi seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
"What we need to help adalah for the leading Indonesian companies, satu aja cari, that we can promote, bantu promote ke Saudi Arabia, ke Abu Dhabi, ke negara-negara di mana GDP per kapita tinggi untuk spending," katanya.
Menurutnya, membidik pasar kalangan atas sangat penting untuk memperkuat branding produk Indonesia di mata dunia. Dia juga menegaskan salah satu ide besar yang sedang diupayakan adalah bagaimana membawa produk-produk halal Indonesia masuk dan bersaing di pasar internasional.
"So this is one idea to promote is how can we sell internationally for our product," imbuhnya.

Rencana Danantara 10 Tahun Mendatang
Pandu juga berharap dalam 10 tahun ke depan Danantara bisa menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia (SDM) terbaik. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di level global.
Pandu mengatakan, selama ini Indonesia dikenal sebagai negara berbasis sumber daya alam. Namun, ke depan dia ingin Indonesia juga dikenal sebagai negara yang melahirkan SDM unggul melalui institusi seperti Danantara.
"Jadi kalau dulu kita banyak dikenal dengan namanya sumber daya alam, saya ingin 10 tahun dari depan, kalau kita sukses, Danantara akan dikenal sebagai tempat yang elite, tapi inklusif," kata Pandu.
Menurut Pandu, Danantara harus menjadi tempat berkumpulnya talenta terbaik. Bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga di negara-negara tempat Danantara beroperasi.
"Tempat di mana human capital terbaik ada di Danantara, dan di Danantara countries," ujarnya.
Kata Pandu, tugasnya saat ini adalah mendorong seluruh tim Danantara untuk terus keluar dari zona nyaman dan mengembangkan kapasitas diri.
Pandu bilang, dia ingin meminimalkan aspek politik dalam organisasi dan lebih memaksimalkan kemampuan manajerial para talenta di Danantara.
"Saya want to minimize your political things, jadi politik diperkecil, but I want to maximize your management talent. Jadi kalau sukses 10 tahun dari sekarang, Danantara-Danantara companies will be known as the best in the world," pungkasnya.