
Program Sekolah Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai berjalan pada Juli 2025. Pada Sabtu (28/6), seluruh siswa dan orang tua diundang mengikuti kegiatan pembekalan di Sekolah Rakyat Sonosewu, Bantul.
Salah satu orang tua yang hadir adalah Pantini (40), warga Sanden, Bantul. Ia datang bersama putrinya yang menjadi salah satu siswa Sekolah Rakyat. Pantini mengaku bersyukur karena melalui program sekolah gratis ini, putrinya bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA.
“Kalau nggak ada ini (Sekolah Rakyat), sekolahnya cuma sampai SMP,” ujar Pantini kepada Pandangan Jogja, usai kegiatan pembekalan.

Pantini tak memiliki kendaraan pribadi. Hari itu pun ia menumpang mobil tetangganya yang disewa khusus agar bisa hadir. Sehari-hari, sang putri biasa berangkat sekolah dengan bersepeda, meski kini sepeda itu sudah rusak.
“Sekarang sepedanya rusak, nggak punya kendaraan,” tuturnya.
Informasi soal Sekolah Rakyat ia dapatkan dari Ketua RT setempat, yang mengabarkan adanya program sekolah gratis dari pemerintah di wilayah DIY. Setelah berdiskusi dengan saudaranya, ia mantap mendaftarkan anaknya.
“Dapat infonya dari Pak RT kalau ‘sekolah di sini gratis, semuanya dijamin’, saya dan mbak saya langsung mantep daftarin supaya (anaknya) bisa melanjutkan sekolah,” kata Pantini.
Ia berharap setelah lulus nanti, putrinya bisa langsung bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. “Habis nanti sekolah di sini, penginnya kerja,” tambahnya.
Putri Pantini merupakan satu dari 275 siswa yang diterima di Sekolah Rakyat DIY. Ada dua lokasi Sekolah Rakyat di provinsi ini, yakni di Sonosewu (Bantul) dan Purwomartani (Sleman), yang setara dengan jenjang SLTA.
“Sekolah Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta ini difasilitasi Kementerian Sosial. Dua lokasi yang akan mulai proses pembelajaran tahun ajaran 2025–2026 adalah di Sonosewu dan Purwomartani. Keduanya jenjang SMA,” jelas Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, saat ditemui di acara yang sama.