Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan II 2025 sebesar 5,49 persen secara year on year (yoy). Angka ini menempatkan DIY di posisi pertama sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Jawa pada periode tersebut.
“Ekonomi DIY tumbuh sebesar 5,49 persen secara year on year. Secara spasial, pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa terjadi di Provinsi DIY,” kata Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, di kantor BPS DIY, Selasa (5/8).
Pertumbuhan ekonomi DIY juga tertinggi secara quarter to quarter (q-to-q) atau dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja positif ini terutama ditopang oleh sektor konstruksi yang tumbuh 9,38 persen (y-o-y).
Herum menjelaskan, sektor konstruksi di DIY didorong oleh pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), sektor swasta, dan proyek masyarakat. Namun, kontribusi terbesar berasal dari PSN yang memiliki nilai investasi jauh lebih tinggi dibandingkan sektor konstruksi lainnya.
“Sebenarnya konstruksi itu di swasta juga ada, masyarakat juga ada, bangun rumah, macam-macam. Tapi kan nilainya nggak sebesar PSN gitu. Sehingga besaran konstruksi itu memang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di tahun 2025,” ujar Herum.
Sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah pertambangan dan penggalian sebesar 8 persen (y-o-y), disusul sektor akomodasi serta makan dan minum sebesar 7,17 persen.
Secara year on year, provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah DIY adalah Banten sebesar 5,29 persen, diikuti Jawa Tengah 5,24 persen, Jawa Timur dan Jawa Barat masing-masing 5,19 persen. DKI Jakarta menempati posisi terendah di Pulau Jawa dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,15 persen.