Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan pada Juli 2025 menjadi penopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Juli mencatat surplus 4,17 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan Juni yang sebesar 4,10 miliar dolar AS.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Selasa (2/9/2025).
Surplus Juli terutama ditopang neraca perdagangan nonmigas yang mencatat surplus 5,75 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas naik menjadi 23,81 miliar dolar AS, didorong oleh produk berbasis sumber daya alam seperti bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewani/nabati. Ekspor produk manufaktur, antara lain mesin dan peralatan mekanis serta besi dan baja, juga tumbuh solid. Secara geografis, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Di sisi lain, neraca perdagangan migas mencatat defisit 1,58 miliar dolar AS, meningkat dari bulan sebelumnya seiring naiknya impor migas di tengah penurunan ekspor migas.
sumber : Antara