Jumlah tersebut merupakan bagian dari total alokasi capex yang ditetapkan perusahaan sebesar Rp 7,2 triliun untuk tahun ini. Dana tersebut akan difokuskan pada sejumlah proyek strategis, salah satunya pengembangan infrastruktur logistik batu bara.
Mayoritas dana Capex diarahkan untuk mendukung pembangunan jalur angkutan batu bara Tanjung Enim-Kramasan, yang ditargetkan selesai pada kuartal III tahun 2026 mendatang. Proyek ini akan menjadi salah satu tulang punggung peningkatan kapasitas distribusi batu bara perusahaan.
“Kalau kita lihat realisasi terhadap kuartal I sudah cukup baik, serapannya hampir Rp 1 triliun,” kata Sekretaris Perusahaan PTBA, Niko Chandra, usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/6).
Niko juga mengungkapkan serapan belanja modal pada awal 2025 ini hampir menyamai total realisasi capex sepanjang tahun 2024 yang tercatat sekitar Rp 2,3 triliun. Katanya, ini mencerminkan percepatan dalam pelaksanaan proyek-proyek prioritas perusahaan.
Dia melanjutkan, proyek Tanjung Enim-Kramasan sendiri diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengangkutan batu bara PTBA secara signifikan hingga mencapai 20 juta ton per tahun.
Langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan dalam memperkuat infrastruktur logistik untuk mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
“Kita ada fokus untuk pengembangan salah satunya program untuk unlocking logistik untuk meningkatkan kapasitas angkutan dari pada jalur Tanjung Enim-Kramasan,” tuturnya.
PTBA mencatatkan laba bersih Rp 5,10 triliun pada tahun 2024. Angka ini turun 16,3 persen dari perolehan laba bersih pada tahun 2023 sebesar Rp 6,1 triliun.
Sepanjang tahun 2024, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 42,76 triliun, tumbuh 11 persen secara tahunan (year on year/yoy). Perseroan mencatatkan EBITDA Rp 8,30 triliun, serta total aset perusahaan per 31 Desember 2024 sebesar Rp 41,79 triliun, tumbuh 8 persen secara tahunan.