Batasi Perempuan Afghanistan, Taliban Diincar Mahkamah Pidana Internasional

3 weeks ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 AFP Perempuan Afghanistan. Foto: AFP

Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) resmi mengeluarkan surat penangkapan terhadap dua pimpinan Taliban pada pekan pertama Juli 2025. Surat penangkapan ini dikeluarkan atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, di mana Taliban diduga melakukan pembatasan gerak dan hak perempuan Afghanistan.

Dilansir AFP, dalam keterangan resmi, ICC menegaskan bahwa Taliban secara spesifik menargetkan perempuan dan anak perempuan dalam aturan-aturan ketat mereka.

“Meskipun Taliban telah menetapkan aturan dan larangan tertentu terhadap penduduk Afghanistan secara keseluruhan, mereka secara spesifik menargetkan perempuan dan anak-anak perempuan atas alasan gender mereka; melanggar hak asasi dan kebebasan mereka,” tegas ICC, dikutip kumparanWOMAN pada Jumat (25/7).

 AFPWanita Afghanistan berburqa berjalan melalui jalan di Kabul pada 28 Desember 2022. Foto: AFP

Surat perintah penangkapan tersebut ditujukan kepada pemimpin Taliban, Hibatullah Akhundzada, dan pimpinan hukum di Afghanistan, Abdul Hakim Haqqani. ICC mengatakan, mereka telah memiliki dasar yang kuat untuk melayangkan surat penangkapan terhadap Akhundzada dan Haqqani.

Menurut ICC, pelanggaran hak perempuan ini dilakukan Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan Afghanistan pada 15 Agustus 2021 lalu hingga Januari 2025. ICC menuding Taliban merenggut hak perempuan dan anak perempuan atas pendidikan, privasi, kehidupan keluarga, serta kebebasan dalam bergerak, berekspresi, berpikir, dan kebebasan beragama.

Dikutip dari The Guardian, aktivis HAM Afghanistan menyebut tindakan Taliban sebagai apartheid gender, di mana mereka melakukan diskriminasi dan segregasi berdasarkan gender.

 OMER ABRAR/AFPWanita berpakaian burqa Afghanistan duduk di sepanjang jalan di distrik Fayzabad di provinsi Badakhshan pada 6 Desember 2023. Foto: OMER ABRAR/AFP

“Selama empat tahun, Taliban memerintahkan kami untuk bungkam, diam di rumah, menutup wajah kami, melepaskan pendidikan kami, suara kami, dan mimpi kami. Sekarang, mahkamah internasional mengatakan: Cukup. Ini adalah kejahatan. Meskipun Akhundzada dan Haqqani tidak pernah duduk di persidangan, mereka membawa jejak kriminal internasional. Mereka bukan lagi pimpinan Afghanistan, mereka adalah buronan,” ucap aktivis perempuan Afghanistan yang kini tinggal di Kanada, Tahera Nasiri.

Taliban langsung membantah tudingan ICC tersebut. Dikutip dari Al Jazeera, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid justru menyentil kegagalan ICC dalam melindungi ratusan perempuan dan anak perempuan Gaza yang tewas dibunuh tentara Israel setiap harinya.

“Pimpinan dan pejabat Imarah Islam telah mendirikan keadilan di Afghanistan yang berbasis hukum syariat Islam,” kata Zabihullah Mujahid dalam keterangannya.

 OMER ABRAR/AFPPelanggan Afghanistan menunggu makanannya disajikan di restoran bernama 'Banowan-e-Afghanistan' yang mempekerjakan staf perempuan di Kabul pada 16 Maret 2023. Foto: OMER ABRAR/AFP

Sejak 2021, para perempuan di Afghanistan dilaporkan kehilangan akses untuk mengenyam pendidikan formal. Menurut estimasi PBB pada 2024, setidaknya 1,4 juta anak perempuan di Afghanistan tidak diizinkan bersekolah. Selain itu, para perempuan dilarang untuk bekerja formal di berbagai sektor, termasuk di pemerintahan.

Tahun lalu, Taliban mengeluarkan undang-undang yang dianggap semakin membatasi gerak perempuan di ruang publik. Para perempuan dilarang untuk berbicara, bernyanyi, bahkan bersuara di publik, demi menghindari suara mereka terdengar. Alasannya, suara perempuan dikhawatirkan mengundang perilaku buruk.

Menurut Al Jazeera, salon-salon kecantikan di Afghanistan juga ditutup. Perempuan dilarang berjalan-jalan di taman, bahkan tak boleh terlihat dari luar saat mereka berada di dalam rumah.

 AFP Ilustrasi perempuan Afghanistan. Foto: AFP

Surat penangkapan terhadap Akhundzada dan Haqqani disambut baik oleh lembaga-lembaga HAM dunia seperti Amnesty International. Mereka berharap, surat penangkapan ini bisa menjadi bentuk harapan bagi para perempuan Afghanistan yang suara dan geraknya terus dibatasi.

“Ini merupakan langkah krusial untuk mendesak mereka untuk bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran hak berbasis gender terhadap pendidikan, kebebasan pergerakan, kebebasan berekspresi, kehidupan pribadi dan keluarga, kebebasan berkumpul, integritas serta otonomi fisik,” tegas pimpinan Amnesty International, Agnes Callamard, dalam keterangan resmi.

ICC, yang berbasis di Den Haag, Belanda, tidak memiliki kekuatan untuk melakukan penangkapan. Yang bisa menjalani perintah tersebut adalah anggota ICC yang terdiri dari 124 negara di dunia.

Read Entire Article