Lampung Geh, Bandar Lampung – Pemerintah Provinsi Lampung resmi meluncurkan Program Bank Sampah Sekolah di Bandar Lampung, dengan target mengurangi hingga 31 ton sampah per hari yang dihasilkan dari lingkungan pendidikan.
Program ini diikuti lima sekolah di Bandar Lampung sebagai pilot project, yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 9, SMKN 1, dan SMKN 4 Bandar Lampung dengan total 200 peserta.
Wagub Jihan menegaskan, program bank sampah sejalan dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto melalui Asta Cita, yang menargetkan tuntasnya pengelolaan sampah nasional sebelum 2029.
“Pak Presiden mencita-citakan sebelum 2029 pengelolaan sampah sudah harus tuntas. Jadi ekosistemnya harus dibangun dari hulu sampai hilir,” ujar Wagub Jihan.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat tengah menyiapkan pengelolaan sampah di sektor hilir, termasuk rencana pembangunan waste to energy di TPA Regional Lampung.
Namun, peran pemerintah daerah adalah membangun ekosistem pengelolaan sejak masyarakat, desa, hingga sekolah.
Menurut Jihan, institusi pendidikan harus bergerak cepat agar bank sampah benar-benar hidup sebagai ekosistem, bukan sekadar program simbolis.
“Sekolah adalah tempat orang belajar dan berpengetahuan. Saya titip agar bank sampah ini tidak hanya jadi pajangan, tapi menjadi habit anak-anak di sekolah,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pembiasaan pemilahan sampah organik dan anorganik serta pemahaman kepada siswa terkait potensi ekonominya.
Data Pemprov Lampung mencatat, provinsi ini menghasilkan 720 ribu ton sampah per tahun.
Bandar Lampung sendiri menyumbang sekitar 800 ton per hari, sementara sekolah-sekolah di kota ini menghasilkan rata-rata 31 ton per hari.
“Kalau sampah sekolah selesai dikelola di hulu, bayangkan berapa besar pengurangan sampah yang masuk ke TPA,” tambah Jihan.
Wagub Jihan berharap program ini tidak berhenti pada seremonial.
“Saya titip program ini jangan hanya seremonial, tapi benar-benar menjadi pola hidup yang diwariskan ke generasi berikutnya,” pungkasnya
Sementara itu, Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy menilai program bank sampah tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberikan literasi keuangan kepada siswa.
“Program ini titik temu antara kepedulian lingkungan dengan literasi keuangan. Siswa bisa belajar menabung dari hasil pengelolaan sampah,” ujar Otto.
Menurutnya, ada tiga manfaat utama dari program ini, yakni manfaat ekonomi, pembentukan karakter, serta edukasi dan kesadaran lingkungan.