Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah sudah memberikan alokasi kuota impor kepada badan usaha swasta penyedia BBM seperti BP dan Shell. Bahkan, alokasi kuota impor pada tahun 2025 lebih besar apabila dibandingkan tahun 2024.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam menanggapi dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta tersebut yang tengah mengalami kekosongan beberapa produk BBM-nya. "Jadi gini untuk ketersediaan BBM nasional kita untuk swasta kita memberikan kuota impor itu seperti 2024. Contoh 1 juta. Di 2025 kita berikan tambah 10 persen jadi 1,1 itu contoh," kata Bahlil di Istana Negara, Jakarta, dikutip Selasa (2/9/2025).
Menurut Bahlil kuota impor pada tahun 2024 telah terealisasi 100%, sedangkan pada tahun 2025 pemerintah menambah alokasi sebesar 10%. Sehingga ia menilai tidak tepat apabila disebut sebagai kelangkaan.
"Jadi lebih dari target tahun sebelumnya. Jadi gak ada yang menjadi kelangkaan," katanya.
Namun demikian, Bahlil mengakui badan usaha swasta masih meminta tambahan impor di luar alokasi yang sudah diberikan. Ia lantas mempersilahkan badan usaha swasta untuk membeli BBM langsung ke Pertamina.
"Namun mereka meminta tambah. Tapi kalau meminta tambah saya katakan, bahwa persediaan nasional kita masih ada. Jadi bisa dilakukan kolaborasi b2b dengan persediaan nasional," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Impor BBM & LPG ke AS Harganya Lebih Tinggi