
MENJELANG rapat kabinet keamanan Israel, sumber anonim mengatakan kepada Channel 12 bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan tekanannya terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar segera menundukkan Hamas.
Tekanan itu muncul setelah Trump kehilangan keyakinan pada efektivitas negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Menurut laporan media berbahasa Ibrani tersebut, sejak kesepakatan gencatan senjata pada Januari lalu dan pembebasan sandera Amerika-Israel Edan Alexander pada Mei, Trump mendorong Netanyahu bergerak lebih cepat menuju kekalahan Hamas.
Sikap presiden AS ini disebut menjadi salah satu alasan utama Netanyahu mendorong opsi penaklukan penuh atas Gaza atau kesepakatan komprehensif yang hanya sesuai dengan syarat Israel. Langkah tersebut muncul meski sejumlah pejabat keamanan menentangnya.
Channel 12 menambahkan, Trump tampak yakin Hamas dapat dikalahkan sepenuhnya bahkan mungkin dalam dua minggu. Dia juga merasa sudah menuntaskan misi pemulangan sebagian besar sandera, terutama setelah pembebasan Alexander.
Meski dalam pernyataan publik mendukung upaya pemulangan seluruh sandera, Trump secara pribadi menilai Hamas tidak akan pernah menyerahkan semuanya, melainkan akan menahan sebagian sebagai alat bertahan.
Media itu juga menyebut, pada Juli lalu ketika Hamas kembali ke meja perundingan dan mediator Qatar melaporkan adanya peluang, Trump sempat menyuarakan optimisme secara terbuka.
Hal itu dilakukan untuk mendukung upaya utusannya, Steve Witkoff, bersama Netanyahu, mencari jalan kesepakatan baru. Namun setelah posisi Hamas kembali mengeras di tengah meningkatnya kecaman internasional atas situasi kemanusiaan di Gaza, Trump disebut kehilangan kesabaran terhadap kelompok tersebut. Apalagi ia merasa sudah ikut mempercayai optimisme Qatar yang ternyata keliru.
Di periode yang sama, Netanyahu pun mengambil sikap serupa. Dia menyatakan peluang kesepakatan sudah berakhir dan memerintahkan delegasi Israel pulang dari Doha.
Menurut sumber Channel 12, ketika Hamas dua pekan lalu kembali menawarkan proposal yang sudah disetujui, Witkoff memilih menolak terlibat. Dia tidak lagi mempercayai mediator Qatar dan enggan mengambil risiko mempermalukan Trump. (Times of Israel/I-2)