
Seorang nenek di Prancis mengajukan gugatan hukum terhadap Israel. Ia menuduh Israel melakukan genosida dan pembunuhan.
Nenek bernama Jacqueline Rivault itu mengajukan gugatan ke pusat kejahatan terhadap kemanusiaan di Pengadilan Paris. Pengacara Arie Alimi mengatakan, dua cucu Rivault tewas dalam serangan Israel di Gaza.
Rivault berharap fakta bahwa cucunya -- berusia 6 dan 9 tahun -- berkewarganegaraan Prancis berarti badan pengadilan negara akan memutuskan bahwa mereka memiliki yurisdiksi untuk menunjuk hakim guna menyelidiki dugaan tersebut.
Dalam dokumen pengadilan, sebagaimana dilaporkan AFP, Jumat (6/6), dijelaskan bahwa rudal F16 yang ditembakkan militer Israel membunuh Janna (6) dan Abderrahim Abudaher (9) di selatan Gaza pada 24 Oktober 2023.
"Mereka dan keluarganya telah mencari perlindungan di rumah lain antara Faluja dan Beit Lahia setelah meninggalkan rumah mereka sendiri 2 hari sebelumnya karena pemboman," demikian penjelasan dokumen 48 halaman itu.

Dokumen itu juga menjelaskan bahwa satu rudal masuk lewat atap dan satu rudal lagi langsung masuk ke dalam ruangan di mana keluarga itu berada. Abderrahim tewas di tempat, sementara Janna tewas tidak lama setelah dibawa ke rumah sakit.
Sementara saudara Abderrahim dan Janna yang lain, Omar, menderita luka parah dan tinggal di Gaza bersama ibu mereka yang teridentifikasi sebagai Yasmine Z.
Pengadilan Prancis pada 2019 pernah menghukum Yasmine Z karena mendanai kelompok teroris atas penyaluran uang di Gaza kepada kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam.
Kelompok hak asasi manusia, pengacara, dan sejumlah sejarawan Israel menyebut perang di Gaza sebagai genosida dan meminta gencatan senjata. Namun, Israel dengan keras menyebut negaranya melakukan genosida -- istilah yang mereka sebut eksplosif.
Hingga saat ini, belum ada satu pengadilan pun yang mengadili konflik di Gaza itu sebagai genosida.
Namun, Mahkamah Internasional dalam putusannya pada Januari, Maret dan Mei 2024 lalu meminta Israel untuk melakukan apa pun mencegah genosida selama operasi militer di Gaza.