Siswa-siswa dari tiga SMP wilayah Kapanewon Mlati mendapatkan perawatan di Puskesmas Mlati II, Rabu (13/8/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Kabupaten Sleman. Kali ini menimpa siswa-siswa di tiga SMP wilayah Kapanewon Mlati.
Berdasarkan data yang diterima Republika, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencatat hingga Rabu (13/8/2025) sore, sebanyak 178 siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati, menyampaikan kejadian tersebut terjadi di tiga sekolah, yaitu SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, dan SMP Pamungkas Mlati.
"Dugaan keracunan pangan di Sleman terjadi di 3 SMP. Ditangani di Puskesmas Mlati I dan II. Kemudian ada yang dirujuk (ke RSUD Sleman)," katanya, Rabu (13/8/2025).
Di SMP Muhammadiyah 1 Mlati, tercatat 58 siswa mengalami gejala seperti mual dan muntah. Semuanya ditangani di Puskesmas Mlati I, dengan 15 siswa menjalani rawat jalan. Sementara itu, jumlah siswa bergejala dari SMP Muhammadiyah 3 dan SMP Pamungkas Mlati mencapai 120 siswa, yang dirawat di Puskesmas Mlati II. Dari jumlah tersebut, 80 siswa menjalani rawat jalan dan 7 siswa dirujuk ke RSUD Sleman.
Gejala yang dialami para siswa antara lain muntah, pusing, sakit perut, dan diare. Menurut keterangan sementara, makanan yang dikonsumsi dalam program MBG pada hari sebelumnya diduga menu rawon.
"Makanan terduga (yang menjadi pemicu keracunan -Red) menu rawon hari Selasa (12/8), kemarin," ungkapnya.