
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keinginannya untuk melihat rakyat Gaza hidup dengan aman, di tengah tekanan terhadap Israel untuk menyetujui gencatan senjata dalam konflik yang telah berlarut-larut ini.
“Saya ingin rakyat Gaza aman, itu yang paling penting. Mereka telah melalui neraka,” ujar Trump mengutip AFP, Jumat (4/7).
Pernyataan itu disampaikan menjelang rencana pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan depan di Washington DC. Trump diperkirakan akan mendorong upaya gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera dalam konflik Gaza.
Di saat yang sama, Netanyahu pada Kamis (3/7) menegaskan kembali tekadnya untuk “menghancurkan Hamas hingga ke akarnya”, meski kelompok militan Palestina tersebut menyatakan tengah mengkaji proposal gencatan senjata terbaru yang juga dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Trump sebelumnya menyebut bahwa Israel telah menyetujui rencana gencatan senjata selama 60 hari yang mencakup pembebasan sebagian sandera Israel di Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan dengan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

Namun, Netanyahu belum secara terbuka mengkonfirmasi kesepakatan tersebut. Dalam kunjungan ke komunitas Nir Oz, wilayah yang banyak warganya menjadi korban penculikan dalam serangan Hamas 7 Oktober 2023, Netanyahu mengatakan, “Kami akan membawa mereka semua kembali,” merujuk pada 49 sandera yang masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang diklaim militer Israel telah meninggal dunia.
Sementara itu, kekerasan di Gaza terus berlanjut. Otoritas pertahanan sipil Palestina menyatakan setidaknya 73 orang tewas akibat serangan Israel pada Kamis, termasuk 15 orang yang sedang berlindung di sekolah di Kota Gaza.
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Marwan Al-Sultan, turut dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.