Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setyadi coba mengomentari fenomena diskon besar-besaran motor listrik Honda yang dilaksanakan pada Juli lalu.
"Saya tidak tahu sejauh mana ya dari Honda itu mempunyai skema untuk katakan diskon cukup besar kepada masyarakat untuk pembelian tipe motor listriknya. Apakah mungkin itu habiskan stok atau semacamnya, atau buat menguatkan citra merek," buka Budi dihubungi kumparan akhir pekan lalu.
Salah satu diler utama Honda, PT Wahana Makmur Sejati sempat mengadakan program potongan harga untuk semua lini motor listriknya mulai dari EM1 e:, EM1 Plus e:, ICON e:, dan CUV e:. Nilainya beragam, mulai Rp 17 jutaan hingga Rp 30 jutaan.
Hasilnya, Division Head of Sales PT Wahana Makmur Sejati, Olivia Widyasuwita dalam keterangan resminya mengungkapkan angka penjualan motor listrik Honda selama Jakarta Fair 2025 yang mencapai lebih dari 300 unit.
Budi menilai, sejatinya minat masyarakat terhadap pembelian motor listrik saat ini cukup tinggi. Dia berharap dengan larisnya penjualan kendaraan elektrik roda dua dari pemain besar seperti Honda dapat mendorong penyerapan pasar yang lebih tinggi.
"Masyarakat sekarang masih banyak yang ragu-ragu dengan motor listrik, seperti dia kuat atau enggak. Tapi semakin banyak (yang beli) artinya edukasinya bisa secara langsung dan meluas. Apalagi ini merek Honda," terangnya.
Menilik laman Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua atau Sisapira mencatatkan penyerapan motor listrik sebanyak 11.532 unit selama 2023 dan 62.541 unit selama tahun 2024.
Angka distribusi yang menurun drastis tersebut membuat asosiasi memprediksi penjualan motor listrik hingga tutup tahun 2025 hanya berkisar 20-30 ribu unit. Artinya ada perbedaan cukup signifikan dibanding perolehan tahun 2024 sebesar 52-68 persen.
"Mungkin kalau sudah ada kepastian (subsidi) di awal, industri bisa lebih kreatif untuk menyiapkan program pemasaran sehingga penjualan bisa saja lebih baik lagi," jelas Budi.
Sebelumnya Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono sudah pernah memaparkan perihal sinyal realisasi program subsidi motor listrik untuk tahun ini.
"Usulan-usulan datang dari industri yang diwakili asosiasi. Setelah sampai ke kami, usulan itu dibahas bersama pimpinan asosiasi dan kementerian atau lembaga terkait," kata Tunggul di Jakarta awal pekan kemarin.
Dijelaskannya, pemerintah memang masih mengkaji program bantuan tersebut. Termasuk soal bagaimana skema subsidinya hingga rencana realisasi yang diharapkan benar-benar bisa terlaksana tahun ini.
"Sejauh ini masih dalam proses, kami menunggu arahan lebih lanjut. Karena sudah menjadi kebutuhan, kami terus diskusikan dengan kementerian dan lembaga terkait. Jadi ditunggu saja," terang Tunggul singkat.